Usul Nama Gunung Bawah Laut Pacitan Terungkap: Asa tak Jadi Bencana

Badan Informasi Geospasial (BIG) membenarkan soal temuan gunung bawah laut di dekat Pacitan, Jatim. Simak fakta-faktanya berikut.

Jakarta, CNN Indonesia

Badan Informasi Geospasial (BIG) mengungkap usulan nama gunung bawah laut di Pacitan, Jawa Timur, memiliki unsur harapan agar bentang alam itu tak jadi sumber bencana kelak.

Usulan nama gunung bawah laut yang terdeteksi di perairan selatan wilayah itu datang dari Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. 

“Sebenarnya usulan nama sudah disampaikan Bupati Pacitan dalam bentuk surat yang akan kami telaah pada 6-10 Maret. Nama itu belum resmi,” ujar Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai BIG Yosef Sigit Purnomo dalam konferensi pers Penemuan Gunung bawah Laut di Jakarta, Kamis (16/2) dikutip dari Antara.

BIG sendiri menemukan gunung bawah laut itu pada koordinat 111,039 BT dan 10,661 LS. Tingginya mencapai 2.200 meter, berada di kedalaman sekitar 6.000 meter dengan puncak pada kedalaman 3.800 meter.

Sigit enggan mengungkap usulan nama dari Bupati Pacitan. Yang jelas, katanya, nama itu mengandung doa agar gunung bawah laut itu tidak menjadi bencana, namun justru menjadi kekayaan baru bagi masyarakat setempat.

“Bahasa Jawanya tentu ada kata jaga, jaga bumi. Nanti kalau sudah resmi akan kami sampaikan. Kalau Bahasa Jawa memang artinya menjaga,” tuturnya.

Koordinator Pemetaan Kelautan BIG Fajar Triady Mugiarto, dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Antara, Senin (13/2), mengungkap penamaan ini didasarkan kesepakatan sejumlah ahli dan lembaga soal kategorisasinya sebagai gunung.

Pihaknya akan melakukan penelaahan nama rupabumi ini di tingkat pusat, Maret 2023. Saat ini, BIG akan memfinalisasi usulan nama gunung bawah laut yang disampaikan Pemkab Pacitan dengan para pejabat setempat.

“Diharapkan nama gunung api ini nantinya dapat masuk ke dalam Gazeter RI. Bahkan, direncanakan nama gunung bawah laut ini akan di-submit ke ranah internasional di The GEBCO Sub-Committee on Undersea Feature Names (SCUFN),” urai Fajar.

Gazeter merupakan “daftar Nama Rupabumi Baku yang memuat informasi Nama Rupabumi, Nama Lain, Unsur Rupabumi, Koordinat, dan Keterangan Wilayah.”

Yang jelas, katanya, para pakar dan perwakilan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sepakat tidak akan menggunakan nama orang sebagai nama gunung bawah laut yang baru ditemukan itu.

Kesepakatan ini berdasarkan dengan mitigasi bencana, bisa jadi gunung bawah laut tersebut menjadi ancaman bencana di masa depan.

Cara penamaan

Sigit menuturkan penamaan unsur geospasial seperti gunung bawah laut ini punya proses yang cukup teknis. Hal ini pun harus melibatkan masyarakat setempat, karena akan berhubungan dengan budaya, bahasa, dan cara pengucapannya.

Hal itu sesuai dengan PP Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi, yaitu mengatur bahwa pemberian nama harus melibatkan masyarakat.

Sigit menjelaskan penamaan rupabumi sendiri memiliki beberapa prinsip yaitu menggunakan Bahasa Indonesia dan Abjad Romawi, menghormati keberadaan suku, agama dan golongan, serta menghindari penggunaan nama instansi/lembaga.

Selanjutnya penamaan harus menghindari penggunaan nama orang yang masih hidup dan dapat menggunakan nama orang yang sudah meninggal dunia paling singkat lima tahun.

Penamaan juga harus menghindari penggunaan nama uang bertentangan dengan kepentingan nasional dan/atau daerah serta harus memenuhi kaidah penulisan nama rupabumi dan kaidah spasial.

Selain itu penamaan dapat menggunakan satu nama untuk satu unsur rupabumi yang paling banyak tiga kata serta dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing apabila memiliki nilai sejarang, budaya, adat istiadat, dan/atau keagamaan.

Sebagai langkah penamaan BIG melakukan koordinasi bersama masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur serta Kementerian/Lembaga (K/L) lain seperti Pushidrosal, BRIN dan Kementerian ESDM pada 8 Februari 2023 lalu.

Nantinya, BIG selaku National Name Authority (NNA) akan melakukan penelaahan pusat terhadap gunung laut ini pada 6-10 Maret 2023.

Kemudian, BIG bersama Pushidrosal akan mengajukan unsur tersebut ke Sub-Committee on Undersea Features Names (SCUFN) dan General Bathymetric Chart of The Oceans (GEBCO) untuk dibakukan secara internasional.

(Antara/arh)



[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com