Twitter Ogah Urus Buzzer, Hapus 1,3 Juta Akun Pemanipulasi Percakapan

Twitter mengaku akan menghapus akun yang kerap memanipulasi percakapan meski enggan menyinggung soal buzzer.

Jakarta, CNN Indonesia

Twitter mengaku enggan mendefinisikan buzzer atau pendengung di platform media sosialnya. Meski begitu, perusahaan mengaku akan menghapus akun yang kerap memanipulasi percakapan.

“Kita tidak pernah mendefinisikan buzzer ya, kita sebagai platform ingin platform kita ini sehat,” kata Country Industry Head Twitter Indonesia Dwi Andriansyah, di kantornya, Jakarta, Rabu (26/10).

Mangkanya ada lagi platform manipulation itu salah satu hal yang memang kita sangat concern. Jadi banyak sekali akun-akun di luar sana yang sudah di-suspend segala macem di saat mereka melakukan pelanggaran maupun politik, brand. Mereka memanipulasi percakapan,” lanjutnya.

Berdasarkan laporan transparansi Twitter, pada periode Juli hingga Desember 2021 pihaknya sudah menindaklanjuti 4,3 juta laporan akun berdasarkan laporan dan sebanyak 1,3 juta akun telah dibekukan.

Selain itu, dia juga mengungkapkan ada 5,1 juta konten yang sileweran di Twitter yang telah diturunkan atau di-take down. Pihaknya mengklaim dari konten yang dihapus itu hanya ada 8 persen tweet yang dibaca oleh 1.000 pengguna.

Lebih lanjut, Dwi mengakui Twitter tetap memantau percakapan dan menyaringnya dengan menggunakan teknologi. Hasil dari teknologi itu diverifikasi oleh staf Twitter untuk memastikan apakah konten atau percakan tersebut menyalahi aturan pedoman komunitas Twitter atau tidak.

“Dari sisi human kita juga akan me-review dan melakukan penindakan di saat melakukan pelanggaran seputar yang sudah kita tentukan,” tuturnya.

Untuk menangani masalah ini, Twitter sudah mengakuisisi perusahaan yang dapat membantu untuk mencegah percakapan manipulatif dan hoaks.

“Kita mengakuisisi perusahaan yang bisa membantu platform ini untuk combat manipulasi hal-hal yang memang membuat platform ini tidak sehat,” ujarnya.

Dikutip dari Cnet, pada 2019 Twitter mengakuisisi perusahaan pelacak konten hoaks asal Inggris, Fabula AI. Perusahaan itu dicaplok untuk memberangus konten hoaks di platform mereka.

(lom/arh)


[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com