Jakarta, CNN Indonesia —
Twitter memblok akses pengguna terhadap platform atau fitur baru yang berpotensi menjadi pesaing mereka. Hal tersebut baru saja terjadi kepada Substack.
Substack merupakan platform surat (newsletter) berlangganan yang cukup populer di kalangan penulis. Mereka baru saja meluncurkan fitur baru dalam aplikasinya, yang bernama Notes di akhir pekan lalu.
Notes disinyalir memiliki kemiripan dengan Twitter. Dikutip dari The Verge, Twitter pun memblok tombol like dan retweet bagi semua twit yang berisikan kata ‘Substack’.
Tak hanya itu, Twitter juga memberikan peringatan kepada penggunanya yang mengklik tautan Substack tersebut. Yang ekstrem, Twitter pada akhirnya memblok kata Substack dari kolom pencariannya.
Tindakan Twitter itu mendapat respon dari pengguna Substack. Mereka yang kebanyakan pebisnis skala kecil mengaku akan meninggalkan Twitter dan menggunakan Notes di Substack.
CEO Twitter, Elon Musk dalam akun Twitternya @elonmusk membeberkan alasan di balik blokade tersebut. Musk antara lain menuding Substack “mencoba mengunduh database Twitter dalam porsi besar untuk mem-bootstrap kloning Twitter mereka. Alhasil, alamat IP mereka jelas tidak bisa dipercaya,”
Selain itu, Musk sempat membantah tautan ke Substack diblok oleh Twitter. Ia menegaskan, akun @Matt Taibbi yang menyebarkan informasi tersebut merupakan salah satu karyawan Substack.
Namun demikian, hal itu langsung dibantah CEO Substack, Chris Best. Dalam unggahan di Substack Notes, Best menyebut semua pernyataan Musk tidak benar.
“Tautan milik Substack jelas telah diblok di Twitter. Semua yang menggunakan produknya bisa melihat itu,” tulis Best.
“Kami menggunakan API Twitter selama bertahun-tahun untuk membantu para penulis. Kami percaya sudah mematuhi peraturannya. Tetapi jika mereka punya kekhawatiran yang spesifik, kami dengan senang hati ingin mengetahuinya,” tulisnya lagi.
Best juga menyebut Matt Taibi yang dimaksud Musk bukanlah karyawan Substack. Matt, kata Best, hanya merupakan penulis di Substack dan dibayar oleh pembaca.
“Ini sangat membuat frustrasi. Mengacaukan Substack adalah hal lain, tetapi memperlakukan para penulis dengan begini adalah satu soal,” tulis Best.
Ini bukan kali pertama Musk memblok platform yang berpotensi menjadi pesaing Twitter. Sebelumnya, dilansir Tech Crunch, Twitter juga melakukan sejumlah langkah untuk menekan konten dari Mastodon.
Bahkan pada Desember lalu, Twitter secara temporer menangguhkan akun milik Mastodon dan memblok unggahan yang berisi tautan ke Mastodon.
Pada akun tersebut, Mastodon menyatakan dukungannya untuk Substack. “Bukan tanda yang bagus jika Anda ingin membangun tembok agar bisa mengurung orang-orang. Twitter melakukannya tahun lalu dan mereka melakukannya lagi terhadap Substack sekarang,”
“Mereka bisa melakukan apa saja selama Anda tetap di platformnya. Masa depan media sosial adalah terbuka dan terdesentralisasi,” tulis Mastodon.
Not a good sign if you need to build a wall to keep people in. Twitter did it to last year, and they’re doing it to #Substack now. They can get away with anything as long as they keep you locked in. The future of social media is open and decentralized.https://t.co/o9C0mekuMp
— Mastodon (@[email protected]) (@joinmastodon) April 7, 2023
(lth)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com