Country Industry Head Twitter Indonesia Dwi Adriansyah mengatakan pihaknya memantau percakapan spam selama 24 jam dan mengklaim sudah menghapus ratusan juta percakapan pengguna.
“Dari sisi review kita punya tim 24 jam yang me-review laporan-laporan yang masuk ke tim Twitter,” kata Dwi di kantornya, Rabu (26/10).
Dikutip dari situs resminya, Twitter mengaku tidak mengizinkan spam atau manipulasi platform jenis lainnya.
Apa itu manipulasi platform? “Menurut kami adalah penggunaan Twitter untuk terlibat dalam aktivitas massal, agresif, atau menipu yang menyesatkan orang lain dan/atau mengganggu pengalaman mereka.”
Twitter mencontohkan ragam bentuk manipulasi platform, yakni:
- spam dengan motivasi komersial, yang umumnya bertujuan untuk mengarahkan kunjungan atau perhatian dari percakapan di Twitter ke akun, situs web, produk, layanan, atau program;
- engagement yang tidak autentik, yang mencoba untuk membuat akun atau konten terlihat lebih populer atau aktif dari yang sebenarnya;
- aktivitas terkoordinasi, yang berupaya memengaruhi percakapan secara artifisial dengan cara menggunakan lebih dari satu akun, akun palsu, otomatisasi, dan/atau penyusupan script; dan
- aktivitas berbahaya yang terkoordinasi yang mendorong atau mempromosikan perilaku yang melanggar Peraturan Twitter.
Dwi melanjutkan Twitter memiliki aturan ketat ihwal percakapan spam di media sosialnya.
“Kita punya policy yang sangat concern, dari sisi teknologi tadi kalau saat orang ngomongin spam, kalau ada spam laporkan saja,” ucap dia.
Dalam laporan transparansi tahunannya, Twitter mengaku menghapus 133,3 juta percakapan spam pada periode Juli hingga Desember 2021. Pihaknya juga mendapatkan laporan spam pada periode tersebut sebanyak 5,4 juta percakapan.
Dwi juga menyarankan pengguna sebaiknya tak memakai format linimasa (timeline) terkini (latest) saat mencari informasi di Twitter dengan format .
“Kita cari tinggal pilih jangan yang latest, tetapi top tweet,” tandasnya.
(can/arh)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com