Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengaku enggan mengganti diorama atau alat peraga bertuliskan lini masa sejarah riset di Indonesia, yang nihil nama teknokrat B.J. Habibie.
“Enggak usah, emang kenapa? Halah, wong hanya begitu aja, itu kan sudah dua tahun di situ,” ujar dia, saat ditanya wartawan soal potensi pergantian diorama itu, di kantornya, Jumat (10/2).
Sebelumnya, CNNIndonesia.com mendapati sebuah panel berjudul ‘Sejarah Riset dan Inovasi Indonesia’ yang menghiasi lobi utama kantor BRIN, Jakarta. Desainnya berpola tugu merah putih berderet dengan ketinggian beragam.
Dari jauh terlihat jelas dua foto animasi Presiden pertama RI Sukarno dan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Sisanya, logo besar G20 dan tulisan-tulisan soal runutan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) RI.
Masalahnya, tak ada nama Habibie di panel sejarah itu. Tak ada pula keterangan yang menautkan namanya dengan pesawat produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Padahal, Presiden ketiga RI itu menjadi sosok utama di balik pembuatan pesawat N-250 Gatotkaca.
Memang, ada foto seorang pria dengan gaya klasik hitam putih berkostum jas di bagian paling kiri panel. Ia sedang berpose agak menyamping sambil memegang pesawat miniatur.
Jika diperhatikan baik-baik, sosok ini adalah Habibie saat masih muda.
Dalam kesempatan terpisah Handoko menampik hilangnya nama B.J Habibie di diorama itu. Menurutnya, hal itu sudah digantikan dengan foto Habibie saat masih muda.
“Wah kata siapa? Lha gambar orang paling kiri dan paling gede itu Pak BJH sedang pegang pesawat,” kata Handoko kepada CNNIndonesia.com lewat pesan singkat, Senin (6/2) sambil menautkan emoji tertawa.
Ia menilai peran Habibie tak lepas dari perjalanan dia menjadi ilmuwan. Lewat beasiswa yang diinisiasi Habibie, eks kepala LIPI ini mengaku mendapatkan beasiswa hingga S3 di luar negeri.
“Saya juga banyak terlibat di Habibie Center sampai sekarang,” ujarnya.
Dalam keterangan tertulis, BRIN juga menyebut nama Habibie diabadikan untuk Kawasan Administrasi (KA) BRIN di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta.
Selain itu, nama penggagas pesawat terbang made in Indonesia N-250 tersebut diabadikan sebagai identitas Kawasan Sains dan Teknologi (KST) terbesar BRIN di Serpong, yaitu KST B.J. Habibie.
(can/arh)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com