Telkom Sindir Promo Internet 300 Mbps Nyatanya 100 Mbps Kurang

Telkom menyindir perang tarif di industri layanan internet fixed broadband hingga membuat promosinya tak wajar lewat klaim kapasitas besar.

Jakarta, CNN Indonesia

Telkom menyindir perang tarif di industri layanan internet jaringan tetap atau fixed broadband lewat promosi yang tak masuk akal.

Vice President Marketing Management PT Telkom Edi Kurniawan bentuk promosi tak masuk akal itu berupa, pertama, diskon langganan besar-besaran.

“Itu tidak masuk akal ada yang cuma bayar tujuh bulan bisa pakai setahun berarti free-nya lima bulan. Ada yang bayar enam bulan tetapi pakainya setahun jadi free-nya enam bulan,” kata dia, lewat keterangan tertulis, Selasa (25/10).

Kedua, kata pria yang akrab dipanggil Iwan itu, persaingan harga yang tidak masuk akal. Contohnya, ada penyedia internet fixed broadband menyediakan internet dengan kecepatan 100 megabyte per second (mbps) dengan harga hanya Rp300 ribu.

“Kami sampai botak itu mengukurnya gimana? Ternyata setelah diukur beneran ternyata kecepatan tidak [sampai] 100 mbps. Karena kami jualan untuk yang Rp300 ribu, pelanggan mendapat 40 mbps dan beneran 40 mbps karena kami tidak ingin tipu-tipu,” seloroh Iwan.

Menurutnya, promosi-promosi itu jelas tak sesuai dengan biaya infrastruktur jaringan perusahaan.

“Jadi bisa dibayangkan ketika kita narik kabel ke satu pelanggan biayanya Rp4,5 juta dan kami hanya memasang tarif harga Rp300 ribu, jadi tidak masuk akal jika ada yang memasang tarif lebih murah,” terangnya.

Dalam acara yang sama, CEO Selular Media Network Uday Rayana menyebut perang tarif antar penyedia layanan internet ini merupakan strategi untuk meraih pelanggan.

“Persaingan ketat antar pemain fixed broadband menjadikan harga sebagai instrument utama memenangkan pasar. Dengan ratusan penyelenggara yang ada di bisnis ini, potensi munculnya perang tarif, dapat saja terjadi,” ujar Uday.

Sementara, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menyebut perang tarif yang terjadi di antara penyedia jaringan internet masih dalam batas wajar.

“Kompetisi sudah meluas sampai ke luar Pulau Jawa, dengan semakin banyaknya peralihan aktivitas masyarakat dari offline ke online,” kata Arif.

“Meski demikian, perang harga layanan fixed broadband masih dalam batas wajar dan APJII sangat mendukung agar pemerintah terus mengawasi dan menjaga iklim kompetisi bisnis FBB yang sehat,” tambahnya.

(lom/arh)


[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com