Studi Ungkap Twitter Ditinggal 625 Pengiklan Besar, Elon Masih Pede

Lebih dari separuh kelompok 1.000 pengiklan terbesar Twitter dilaporkan meninggalkan platform tersebut usai akuisisi oleh Elon Musk.

Jakarta, CNN Indonesia

Studi terbaru menyebut makin banyak pengiklan besar yang meninggalkan Twitter sejak pekan pertama Januari 2023. Ada apa?

Data dari firma analisis digital marketing Pathmatics by Sensor Tower menunjukkan bagaimana akuisisi Elon Musk telah berdampak pada bisnis raksasa media sosial ini.

Menurut perkiraan lembaga riset Pathmatics, berdasarkan data hingga 25 Januari, sekitar 625 dari 1.000 pengiklan teratas Twitter, termasuk merek besar seperti Coca-Cola, Unilever, Jeep, Wells Fargo, dan Merck, menarik dana iklan mereka.

Dilansir CNN, salah satu merek Wells Fargo mengatakan “menghentikan sementara iklan berbayar kami di Twitter” tetapi terus menggunakannya sebagai saluran sosial untuk terlibat dengan pelanggan. Sementara, merek lain tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Sebagai akibat dari kemunduran tersebut, pendapatan bulanan dari 1.000 pengiklan teratas Twitter anjlok lebih dari 60 persen pada periode Oktober hingga 25 Januari, dari sekitar US$127 juta atau sekitar Rp 1,92 triliun menjadi US$48 juta atau sekitar Rp728 miliar.

Data tersebut menunjukkan penurunan tajam dari apa yang dulunya merupakan bisnis periklanan senilai US$4,5 miliar.

Usai penuntasan akuisisi pada akhir Oktober, pengiklan mulai mengkhawatirkan keamanan dan stabilitas platform mengingat rencananya untuk memangkas staf dan melonggarkan kebijakan moderasi konten.

Pada awal November, Musk mengaku Twitter telah mengalami “penurunan pendapatan besar-besaran”. Baru-baru ini bahkan Musk curhat tentang tantangannya mengelola Twitter selama 3 bulan terakhir, sambil harus tetap menunaikan kewajibannya di Tesla dan SpaceX.

3 bulan terakhir sangat sulit, karena harus menyelamatkan Twitter dari kebangkrutan, sekaligus memenuhi tugas penting Tesla & SpaceX. Tidak menginginkan rasa sakit seperti itu pada siapa pun. Twitter masih memiliki tantangan, tetapi sekarang cenderung mencapai titik baik jika kita terus melakukannya. Dukungan publik sangat dihargai!” katanya dalam sebuah cuitan, Senin (6/2).

Belakangan, ia masih yakin dengan eksistensi platformnya.

Penggunaan Twitter Q1 (Kuartal I) tertinggi yang pernah ada dan itu [terjadi] setelah sebagian besar akun palsu ditangguhkan,” kicaunya, Selasa (14/2).

Meski iklan Twitter memang selalu jauh lebih kecil daripada Facebook dan Google, bisnis ini masih menjadi tulang punggung pendapatan perusahaan.

Musk sekarang harus mengisi celah itu saat dia menghadapi pembayaran bunga untuk hutang yang dia ambil untuk membeli Twitter senilai US$44 miliar.

Lebih lanjut, Musk kini tampaknya mencoba merayu pengiklan kembali ke platformnya. Twitter dilaporkan menawarkan kesepakatan diskon Super Bowl untuk pengiklan dalam upaya memenangkan mereka kembali.

Twitter juga telah bermitra dengan perusahaan “merek keamanan” yang mengatakan dapat menunjukkan kepada pengiklan jika iklan mereka muncul di samping konten yang tidak pantas atau tidak aman di Twitter.

(lom/arh)






Sumber: www.cnnindonesia.com