Versi baru Twitter Blue (centang biru berbayar) yang diluncurkan pada 9 November lalu, dan hanya dalam dua hari sudah disetop, ditengarai sepi peminat. Hingga saat ini jumlah yang mendaftar diperkirakan hanya 61 ribu orang.
Mengutip Mashable, perusahaan analisis seluler Sensor Tower mengungkapkan statistik pendapatan untuk 9 November dan 10 November. Periode awal analisis ini adalah ketika Twitter Blue mulai diluncurkan untuk pengguna Apple iOS di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Inggris Raya.
Twitter Blue menghasilkan US$488 ribu atau sekitar Rp7,5 miliar dalam dua hari itu. Dengan harga berlangganan US$8 per akun, maka diperkirakan sekitar 61 ribu orang berlangganan dalam dua hari.
Angka berbeda ditunjukkan laporan di New York Times, yaitu log Twitter disebut menunjukkan total 140 ribu pengguna telah berlangganan Twitter Blue di seluruh dunia. Namun, angka tersebut sudah mencakup pelanggan lama yang memperbarui layanan, dan pelanggan baru.
Sebelumnya Twitter Blue dibanderol US$2-3 dolar dan kemudian meningkat jadi US$8 di bawah kepemimpinan Elon, dengan sejumlah aturan dan fitur baru.
Jumlah pendaftar Twitter Blue ini termasuk kecil mengingat total pengguna Twitter di seluruh dunia mencapai 238 juta active user, dengan 10 persen di antaranya dikategorikan sebagai power users (pengguna aktif yang mendorong percakapan dan engagement).
Twitter Blue sendiri merupakan layanan pengguna bagi mereka yang memiliki verifikasi atau centang biru di akunnya. Elon Musk menjadikan fitur ini salah satu andalannya untuk meraup pemasukan setelah mengakuisisi media sosial berlambang burung itu.
Dalam email pertamanya kepada karyawan Twitter minggu ini, dia menyatakan setengah pendapatan perusahaan harus berasal dari langganan. Terutama karena pendapatan iklan anjlok sejak dia mengambil alih.
Banyak perusahaan telah menghentikan anggaran iklan mereka untuk Twitter sejak akusisi Elon Musk, dengan kebanyakan dari mereka mempertanyakan arah “kebebasan berbicara” yang ingin dibawa ke perusahaan.
(tst/vws)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com