Satelit NASA Jatuh ke Bumi, Pensiun setelah 21 Tahun Mengorbit

Satelit NASA bernama Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic (RHESSI) akan jatuh ke bumi setelah 21 tahun beroperasi.

Jakarta, CNN Indonesia

Satelit NASA bernama Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic (RHESSI) akan jatuh ke bumi setelah 21 tahun beroperasi.

Selama dua dekade lebih, satelit RHESSI telah membantu ilmuwan meneliti lebih jauh kekuatan energi matahari.

RHESSI diluncurkan pada 2002 dan dinonaktifkan pada 2018. Satelit itu diperkirakan akan memasuki atmosfer bumu pada Rabu (19/4) sekitar pukul 21.30 malam waktu Amerika Serikat, menurut laporan NASA.

Satelit RHESSI dilengkapi dengan spektrometer pencitraan yang dapat merekam sinar-X dan sinar gamma matahari.

Dari posisinya mengorbit, satelit ini dapat menangkap gambar elektron berenergi tinggi yang membawa sebagian besar energi yang dilepaskan dalam semburan matahari.

Dengan teknologi satelit ini, ilmuwan dapat menangkap fenomena matahari melepaskan semburan energi atau suar matahari (solar flare) kecil hingga besar yang setara dengan miliaran megaton bahan peledak TNT.

Dikutip CNN, fenomena matahari ini bisa berdampak ke bumi, termasuk gangguan sistem kelistrikan.

Badan Antariksa AS itu memperkirakan sebagian besar satelit seberat 660 pon akan terbakar saat memasuki atmosfer. Namun, beberapa komponen satelit diperkirakan akan sampai ke bumi.

NASA memaparkan risiko bahaya akibat reruntuhan satelit terbilang rendah yakni 1 dari 2.467. NASA dan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat akan memantau peristiwa satelit jatuh ke atmosfer bumi untuk mengantisipasi risiko keamanan.

(rds/rds)


[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com