Sesar Cimandiri sudah memicu banyak gempa yang merusak di sekitar Cianjur dan Sukabumi. Simak sejumlah riwayat lindu yang ditimbulkannya.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (21/11) pukul 19.34 WIB, gempa tersebut mengakibatkan 62 orang meninggal dunia.
Selain itu, 2.272 rumah di Cianjur rusak, 1 unit pondok pesantren rusak berat, 1 RSUD Cianjur rusak ringan, 4 unit gedung pemerintah rusak, 3 unit sarana pendidikan rusak, 1 unit sarana ibadah rusak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sumber gempa ini berasal dari sesar Cimandiri.
Berdasarkan penelitian Teknik Geologi Universitas Padjadjaran pada 2017, sesar Cimandiri merupakan sesar tua yang terbentuk selama berlangsungnya orogenesa tahap II, yaitu pada waktu Akhir Eosen Tengah.
“Sesar ini terus aktif hingga menyebabkan terbentuknya tinggian purba (paleo hight) antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri,” tutur Iyan Haryanto salah satu penulis jurnal, dari laman resmi Unpad.
Iyan memaparkan sesar Cimandiri terdiri atas dua sesar regional, yakni sebagai sesar naik yang dicirikan oleh deformasi lipatan batuan yang umumnya tegak, dan sebagai sesar normal yang dicirikan dengan terbentuknya gawir sesar dengan kemiringan di atas 50 derajat bahkan di beberapa lokasi mendekati vertikal.
Gempa terbaru di Cianjur, Senin (21/11), di atas bukan merupakan satu-satunya yang pernah menimpa yang disebabkan oleh pergeseran sesar Cimandiri. Sesar ini sendiri diketahui pernah menyebabkan gempa sejak awal 1900-an.
Dilansir dari beberapa sumber, termasuk Badan Geologi ESDM, berikut riwayat gempa yang pernah disebabkan pergeseran sesar Cimandiri:
Gempa 21 November 2022
Gempa bumi terjadi pada Senin (21/11), tepatnya pukul 13:21:10 WIB. Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa terletak di darat pada koordinat 107,05 BT dan 6,84 LS, berjarak sekitar 9,65 kilometer barat daya Kota Cianjur atau 16,8 kilometer timur laut Kota Sukabumi, dengan magnitudo M5,6 pada kedalaman 10 kilometer.
Hingga saat ini, bencana gempa telah menewaskan 162 korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka. Gempa ini juga menyebabkan kerusakan bangunan dan gerakan tanah di wilayah Kabupaten Cianjur.
Gempa 5 Juni 2021
Gempa bumi terjadi pada Sabtu (5/6), tepatnya pukul 12:47:42 WIB. Menurut informasi BMKG, lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 6,95° LS dan 106,97° BT dengan magnitudo (M3,0) pada kedalaman 3 kilometer, berjarak sekitar 6,2 kilometer tenggara Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana di daerah Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Gempa bumi ini mengakibatkan belasan rumah penduduk mengalami kerusakan ringan.
Gempa 31 Juli 2021
Gempa bumi terjadi pada Sabtu (31/7), tepatnya pukul 06:09:42 WIB. Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 6.94 LS dan 106.99 BT, dengan magnitudo (M3,1) pada kedalaman 4 kilometer, berjarak sekitar 6 kilometer tenggara kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Sebelumnya, pada tanggal 30 Juli 2021 pukul 11:59:06 WIB juga terjadi gempa bumi dengan magnitudo (M2,6) pada kedalaman 6 km dan berjarak sekitar 9 km tenggara kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, dengan sumber yang sama, yaitu Sesar Cimandiri.
23 Januari 2018
Gempa bumi terjadi pada Selasa (23/1), tepatnya pukul 13:34:50 WIB. BMKG menyebut pusat gempa bumi berada pada koordinat 7.21°LS dan 105.91°BT (81 kilometer sebelah Barat Daya Kabupaten Lebak, Banten) dengan magnitudo 6.1 SR pada kedalaman 10 kilometer.
Zaman Belanda
Menurut studi lain yang ditulis Muhammad Adis SW dan Wiwit Sunaryanto pada 2018 dan diterbitkan di jurnal Universitas Gadjah Mada (UGM), sesar Cimandiri telah menyebabkan beberapa gempa bumi.
Yakni, Gempa Pelabuhan Ratu (1900), Gempa Padalarang (1910), Gempa Conggeang (1948), Gempa Tanjungsari (1972), Gempa Cibadak (1973), Gempa Gandasoli (1982) dan Gempa Sukabumi (2001).
Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut wilayah Cianjur merupakan wilayah rawan gempa. Meski tak menyebut sumber sesarnya, gempa tercatat sudah terjadi sejak zaman Belanda dan setidaknya ada tiga kejadian yang cukup merusak.
Gempa merusak yang pertama terjadi pada 1884 disusul pada 1910 di wilayah Cianjur dan sekitarnya. Kemudian Daryono menyebut gempa yang menyebabkan banyak kerusakan di Cianjur dan Sukabumi juga terjadi pada 1912. Berikutnya, gempa pada 1968 yang mengakibatkan bayak rumah roboh.
“1982, gempa 5,5 mengakibatkan banyak sekali kerusakan dan korban jiwa. Kemudian 12 juli (tahun) 2000 ini kekuatan 5,1 menyebabkan lebih dari 500 rumah rusak berat. Kemudian 14 November lalu ada 3 gempa terjadi berurutan 4,1, 4,3,….itu terjadi di danau cirata,” tuturnya.
(lom/arh)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com