Aplikasi Jakarta Kini (JAKI) jadi trending topik percakapan di jagat maya. Aplikasi besutan Pemprov DKI Jakarta itu masuk dalam deretan kelima di Twitter.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Rabu (19/10) pukul 13.00 WIB, lebih dari 20 ribu kicauan seliweran di Twitter perihal JAKI.
JAKI adalah aplikasi resmi dari Pemprov DKI Jakarta yang terintegrasi dengan banyak layanan masyarakat.
Belakangan JAKI menjadi buah bibir lantaran Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membuka kembali posko pengaduan warga di Balai Kota Jakarta.
Keputusan Budi itu menuai pro-kontra. Ada yang setuju dengan hal itu, namun ada yang tidak sependapat karena DKI Jakarta sudah memiliki aplikasi JAKI.
Perbincangan soal JAKI ini pun memenuhi Twitter. Akun @Oxtraordinary8 misalnya menilai JAKI sudah baik dalam menjadi saluran pengaduan warga. “Mohon maaf pak ini ada aplikasi nma nya JAKI, saya klo lapor dri masalah spanduk, hingga damkar dan ambulance selalu lewat sini yang responsif. Contoh nya kmrin tmen saya hp nya nyebur ke got saya tlfon damkar ga lama lngsung dateng, masa saya harus ke balaikota dlu buat lapor,” tulisnya.
Mohon maaf pak ini ada aplikasi nma nya JAKI, saya klo lapor dri masalah spanduk, hingga damkar dan ambulance selalu lewat sini yang responsif. Contoh nya kmrin tmen saya hp nya nyebur ke got saya tlfon damkar ga lama lngsung dateng, masa saya harus ke balaikota dlu buat lapor 😅 pic.twitter.com/iRiRJiZMYP
— Rian (@Oxtraordinary8) October 17, 2022
Sementara itu, akun dengan nama @qronoz menilai keputusan Heri tidak perlu diperdebatkan. Pasalnya, meja pengaduan itu tidak pernah dihilangkan. “Buat yg gak tinggal di Jakarta, pasti gampang kegoreng seputar platform pengaduan warga yg katanya muncul lagi padahal emang gak pernah diilangin kecuali yg tatap muka (itupun sementara krn pandemi). Sementara kita-kita yg di Jakarta sih adem ayem pake JAKI buat lapor ini itu,” tulisnya.
Buat yg gak tinggal di Jakarta, pasti gampang kegoreng seputar platform pengaduan warga yg katanya muncul lagi padahal emang gak pernah diilangin kecuali yg tatap muka (itupun sementara krn pandemi). Sementara kita-kita yg di Jakarta sih adem ayem pake JAKI buat lapor ini itu 😊 pic.twitter.com/NYiOS8KD4v
— Daniel Giovanni Latumahina (@qronoz) October 17, 2022
Di sisi lain, ada pula yang menilai JAKI tidak efektif. Akun @oktayudhi menyebut JAKI malah tidak berfungsi sama sekali. “Jaki kurang efektif atau bahkan tidak sama sekali,” katanya.
Jaki kurang efektif atau bahkan tidak sama sekali
— Oktavianus Pranata (@oktayudhi) October 19, 2022
Akun @ArfanHermawan juga menyambut baik kehadiran meja pengaduan ini. Menurutnya, tidak semua warga Jakarta memiliki ponsel dan paham menggunakan JAKI. “Tidak semua punya aplikasi ataupun pegang HP. Yah mudah2an makin bermanfaat. Bisa jd mengadu langsung memberikan kepuasan bg warga, drpd pakai system yg klo diberi laporan dibalas ucapan terima kasih. Pengalaman pakai JAKI direspon jg sih dlm 1minggu terkait tutup sumur ambles,” katanya.
Tidak semua punya aplikasi ataupun pegang HP. Yah mudah2an makin bermanfaat. Bisa jd mengadu langsung memberikan kepuasan bg warga, drpd pakai system yg klo diberi laporan dibalas ucapan terima kasih. Pengalaman pakai JAKI direspon jg sih dlm 1minggu terkait tutup sumur ambles.
— Arfan Hermawan (@ArfanHermawan) October 19, 2022
Lebih lanjut, ada pula yang mempermasalahkan mental pejabat daripada saluran pengaduan warga. Menurutnya, yang terpenting adalah pejabat memiliki nyali untuk menghadapi warga yang mengadu.
Ini bukn masalah media apa yang dipakai utk melaporkan tapi ini soal mental pejabatnya. Secanggih apapun klo mental pejabatnya pengecut menghadapi warganya ya percuma media aplikasi Jaki ada.
Ingat adanya tuntutan warga ke gubernur lalu adalah bukti
— Wong Brahmanta (@GerySpto) October 19, 2022
Meja pengaduan di Balaikota sendiri akan buka setiap pagi mulai pukul 08.00-09.00 WIB. Warga bisa menyampaikan keluh kesah terkait permasalahan yang terjadi di wilayahnya. Posko pengaduan masyarakat di Balai Kota sempat digelar pada era kepemimpinan Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, hingga Djarot Saiful Hidayat.
Namun, posko pengaduan itu sempat hilang di era kepemimpinan Anies Baswedan. Namun Heru mempersilakan warga mengadu atau melaporkan masalah lewat kanal apapun, baik langsung ke Balai Kota, di tiap-tiap kelurahan, atau melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI).
[Gambas:Video CNN]
(can/lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com