RI di Antara Ancaman Sengatan UV, Efek Siklon, Hingga Hujan Lebat

Beberapa paradoks fenomena cuaca masih mengepung RI; di satu sisi ada ancaman panas, di pihak lain ada potensi hujan.

Jakarta, CNN Indonesia

Indonesia masih dikepung beberapa fenomena cuaca yang bertolak belakang. Di beberapa bagian paparan sinar ultraviolet (UV) ekstrem melanda, daerah lain hujan lebat akibat bibit siklon tropis.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyebut Indonesia sudah masuk masa peralihan musim alias pancaroba.

Di saat yang sama, ada fenomena ekuinoks atau Matahari di dekat khatulistiwa serta beberapa bibit siklon tropis, seperti Bibit Siklon Tropis Herman, Bibit Siklon Tropis 90W, Bibit Siklon 98S yang kemudian berubah jadi Siklon Tropis Ilsa.

“Ini kita masih dalam bulan-bulan musim penghujan dan akan mengakhirnya,” kata Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan, akhir Maret.

“Jadi sekarang kondisi atmosfer dan laut dari La Nina akan menuju ke arah netralnya,” ujar Dodo, “mulai pertengahan tahun ini akan ada fenomena El Nino lemah hingga akhir tahun.”

Berikut daftar beberapa fenomena cuaca belakangan:

Paparan sinar UV ekstrem

Seperti hari-hari sebelumnya, paparan sinar UV ekstrem diprediksi kembali melanda banyak daerah pada hari ini, Kamis (13/4).

Berikut rincian daerahnya dikutip dari situs Indeks UV BMKG:

09.00 WIB: sebagian Papua, Kepulauan Sangihe (Sulut).

10.00 WIB: Laut Arafura, termasuk Saumlakki; sebagian Sulbar, Gorontalo, Sulteng, Sulut.

11.00 WIB: Sebagian besar Sulawesi; sebagian Kaltim, Kalteng, Kaltara, Kalbar; sebagian Sumbar dan Bengkulu.

12.00 WIB: Sebagian kecil Sulbar; sebagian Kaltim, Kalteng, Kalbar; sebagian Bengkulu, Lampung, Sulsel, Jambi, Sumbar, Sumut, dan Jambi.

13.00 WIB: Sebagian kecil Sumbar dan Jambi.

Selepas jam 1 siang, paparan UV ekstrem (yang ditandai warna ungu pada peta Indeks UV) perlahan pergi dari wilayah RI.

Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko mengungkapkan pola harian UV ini dipengaruhi oleh posisi dan waktu pergerakan Matahari serta kondisi tutupan awan di suatu wilayah.

“Bulan April, posisi semu Matahari masih ada di sekitar dekat ekuator, dan menunjukkan fase gerak semu ke utara hingga Juni nanti, yang berdampak penyinaran matahari lebih optimum ke wilayah Indonesia,” tutur dia.

Badai hingga hujan di halaman berikutnya…



Siklon Tropis dan Cuaca Ekstrem

BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Sumber: www.cnnindonesia.com