Bumi diprediksi mengalami rekor terpanas dalam 8 tahun terakhir. Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) bahkan memberi peringatan untuk warga dunia agar segera bertindak.
Dalam pembukaan COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan Kenaikan permukaan laut, pencairan gletser, hujan deras, gelombang panas dan bencana mematikan yang diakibatkannya meningkat dengan cepat.
“Saat COP27 berlangsung, planet kita mengirimkan sinyal bahaya,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres, menggambarkan laporan WMO sebagai “sebuah kekacauan iklim kronis.”
Guterres menyebut Bumi berada dalam rekor terpanas selama 8 tahun terakhir, menjadikan gelombang panas menjadi lebih parah dan lebih mengancam, terutama bagi masyarakat rentan.
Bumi disebut telah menghangat lebih dari 1,1 derajat Celcius sejak akhir abad ke-19, dengan kira-kira setengah dari peningkatan itu terjadi dalam 30 tahun terakhir.
Hampir 200 negara yang berkumpul di Mesir telah menetapkan pandangan mereka untuk menahan kenaikan suhu hingga 1,5 Celcius. Namun, misi ini disebut beberapa ilmuwan sebagai sesuatu yang berada di luar jangkauan.
Tahun 2022 sendiri diperkirakan akan menjadi tahun terpanas kelima atau keenam yang pernah tercatat meskipun ada dampak La Nina sejak 2020. La Nina merupakan fenomena periodik dan alami di Pasifik yang biasanya membantu mendinginkan atmosfer.
“Semakin besar pemanasan, semakin buruk dampaknya,” kata kepala WMO Petteri Taalas.
Air permukaan di lautan yang menyerap lebih dari 90 persen akumulasi panas dari emisi karbon manusia mencapai rekor suhu tertinggi pada 2021, menandai pemanasan yang sangat cepat selama 20 tahun terakhir.
Di sisi lain, gelombang panas laut juga dilaporkan meningkat dengan konsekuensi buruk bagi terumbu karang dan setengah miliar orang yang bergantung pada ekosistem laut untuk mata pencaharian.
Laporan WMO secara keseluruhan menyebut 55 persen permukaan laut mengalami setidaknya satu gelombang panas laut pada 2022.
Didorong oleh pencairan lapisan es dan gletser, laju kenaikan permukaan laut juga meningkat dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Hal ini lantas mengancam puluhan juta masyarakat di daerah pesisir dataran rendah.
“Pesan dalam laporan ini hampir tidak bisa lebih suram lagi,” kata Mike Meredith, pemimpin sains di British Antarctic Survey, seperti dikutip Science Alert.
“Di seluruh planet kita, rekor sedang dipecahkan saat berbagai bagian sistem iklim mulai rusak,” tambahnya.
Lebih lanjut, Guterres menyebut seluruh masyarakat harus dilindungi dari berbagai risiko bahaya terkait iklim.
“Orang dan komunitas di mana pun harus dilindungi dari risiko darurat iklim yang segera dan terus meningkat. Itulah sebabnya kami mendorong keras untuk sistem peringatan dini universal dalam lima tahun,” ujarnya, seperti dikutip situs PBB.
“Kita harus menjawab sinyal bahaya planet ini dengan tindakan tindakan iklim yang ambisius dan kredibel,” imbuhnya.
[Gambas:Video CNN]
(lom/lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com