Jakarta, CNN Indonesia —
Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) masih akan diguyur hujan dalam beberapa hari. Penampungan air hujan pun disarankan sebagai cadangan buat musim kemarau yang diprediksi kering kelak.
Berdasarkan informasi prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), DKI Jakarta diperkirakan akan diguyur hujan merata di seluruh wilayah sejak pagi hingga malam hari.
Suhu di DKI Jakarta diperkirakan berada pada rentang 24-31 derajat Celcius dengan kelembapan 85-100 persen.
Senada, Bogor, Depok, dan Bekasi diperkirakan turun siang hingga malam hari, dengan suhu diperkirakan berada pada rentang 21-31 derajat Celcius dan kelembapan 65-95 persen.
Tangerang diprakirakan hujan pada siang hari dengan suhu 23-31 derajat Celcius dan kelembapan 65-95 persen.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi terjadinya hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jabodetabek Jumat hari ini.
Pada Sabtu (18/2), Jakbar, Jaksel, Jakpus, Jaktim, dan Jakut mengalami hujan ringan hingga sedang pada siang hari. Sementara, pada pagi, malam, hingga dini hari keesokan harinya wilayah-wilayah itu berawan atau cerah berawan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun meminta warga untuk ‘puas-puasin’ memanen air hujan saat ini.
“Mumpung saat ini hujan masih turun, maka kami mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan aksi panen hujan dengan cara menampungnya menggunakan tandon air atau bak penampung,” ujarnya, usai Kick-off 10th World Water Forum (WWF) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (15/2) dikutip dari siaran pers.
Pasalnya, RI diprediksi bakal dilanda kemarau kering lantaran kedatangan fenomena El Nino.
“Pada saat kemarau nanti, air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau. Utamanya daerah-daerah yang rawan kekeringan seperti Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB),” tuturnya.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan mengungkapkan kondisi La Nina yang memicu iklim basah mulai beranjak dari RI usai menghampiri selama tiga tahun terakhir (2020-2022).
Menurutnya, pemantauan terbaru suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan saat ini intensitas La Nina terus melemah dengan indeks pada awal Februari 2023 sebesar -0,61.
Kondisi ini, lanjut Dodo, diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju kondisi Netral pada Februari – Maret 2023. Fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation) Netral ini diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan tahun 2023.
Hal ini menyebabkan musim kemarau tahun 2023 diprediksikan lebih kering dibandingkan 3 tahun terakhir.
Kronologi kekeringan 2023
Dodo juga merinci lini masa daerah yang diprediksi mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm/bulan):
1. Maret: bagian tengah Sulawesi Tengah.
2. April: sebagian NTB, sebagian NTT, dan bagian tengah Sulawesi Tengah.
3. Mei: bagian selatan Sumatera Selatan, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian NTT.
4. Juni: sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua bagian selatan.
5. Juli-Agustus: sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur.
Selain itu, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara dan sebagian Papua.
(arh)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com