Polusi udara ternyata bisa mendinginkan suhu Bumi. Akan tetapi, itu bukan berarti kabar gembira.
Mengutip Science Alert, polusi udara melepaskan aerosols yang bisa mendingikan suhu. Hal itu karena aerosol menyamarkan panas yang dihasilkan dari efek rumah kaca.
Aerosol dihasilkan dari pembakaran bahan bakal fosil. Ia membantu embun di atmosfer memadat menjadi tetes awan.
Dengan kehadiran aerosol, tetes awan itu menjadi lebih banyak dan membuat awan menjadi lebih reflektif terhadap sinar matahari. Alhasil, sinar matahari memantul kembali ke langit daripada terserap oleh permukaan Bumi.
Sepintas, hal ini terdengar bagus, namun tak ada yang patut dirayakan. Aerosol tersebut berumur pendek, sedangkan karbondioksida yang dihasilkan ke atmosfer dari mobil dan pembangkit listrik batubara akan menetap di sana untuk waktu yang lama.
Aerosol pun akan kehilangan efeknya satu bulan sejak dilepaskan. Ketika itu, efek pendinginnya terhadap perubahan iklim akan hilang, sementara gas dari efek rumah kaca di atmosfer akan terus memanaskan Bumi.
Efek inilah yang menurut para ahli bisa lebih dahsyat daripada yang telah diteliti sebelumnya. Para ahli menggunakan data emisi kapal untuk menghitung efek aerosol produksi manusia terhadap iklim.
Emisi kapal sering mencemari udara bersih jauh dari daratan. Hal tersebut memudahkan para ahli untuk mempelajari efek aerosol dalam isolasi.
Beberapa aerosol yang dihasilkan dari kapal bisa dilihat lewat pencitraan satelit. Namun data para peneliti menampikan bahwa polusi yang bisa dilihat ternyata kurang dari lima persen.
Mengutip The Conversation, para ahli menggunakan data rute kapal global yang berjumlah lebih dari dua juta trute. Mereka lalu mengombinasikannya dengan model peramalam cuaca.
Dari hasil studinya, para ahli menemukan bahwa emisi dari kapal membuat awan didekatnya menjadi lebih reflektif. Hal itu karena emisi yang tak terlihat dari kapal meningkatkan jumlah air di awan.
Hal tersebut mematahkan penelitian sebelumnya bahwa emisi sayap menghasilkan efek mengeringkan di awan. Itulah alasan banyak ilmuwan meremehkan tingkat pendinginan polusi udara terhadap atmosfer.
Di sisi lain, para ahli juga menggunakan algoritma komputer yang dilatih untuk menemukan rute kapal yang terlihat di pencitraan satelit sebelum dan sesudah peraturan dari International Maritime Organization untuk mengurangi polusi dari pelayaran global. Para ahli melihat, pengurangan polusi dari kapal mengurangi jumlah awan yang lebih terang sekitar 25 persen.
Hal tersebut menggambarkan bahwa mengurangi polusi udara mungkin tidak disengaja malah menghangatkan iklim. Akan tetapi menurut para ahli, mengatur polusi udara tidak bertentangan dengan perlindungan iklim.
Dalam banyak kasus, keduanya bisa dicapai dengan cara mengurangi penyebab utama yakni bahan bakar fosil. Hal tersebut mencakup mengurangi jumlah mobil berbahan bakar fosil.
[Gambas:Video CNN]
(lth/lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com