Pesawat Orion Milik NASA Masuki Orbit Bulan, Target 2025 Tercapai?

Badan antariksa Amerika Serikat NASA akan melakukan peluncuran misi bersejarah tanpa awak ke bulan pada Rabu (16/11) mendatang.

Jakarta, CNN Indonesia

Pesawat antariksa Orion sukses memasuki orbit Bulan berselang sepekan setelah misi Artemis 1 meluncur dari Bumi.

Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA) menyebut pesawat antariksa Orion berhasil melakukan manuver pembakaran yang membuatnya sukses memasuki orbit retrograde Bulan.

Artemis sendiri merupakan rangkaian misi untuk membawa manusia kembali ke Bulan. Artemis 1 adalah penerbangan tanpa awak untuk memastikan pesawat antariksa ini aman sekaligus memastikan sejumlah komponen keselamatan lain untuk mendukung misi Artemis berikutnya.

NASA mengatakan pesawat antariksa Orion diharapkan dapat mendekati bulan pada jarak 64,3 ribu kilometer.

“Orbitnya jauh sehingga Orion akan terbang sekitar 40.000 mil (64,3 ribu kilometer) di atas Bulan,” kata NASA, seperti dikutip Science Alert.

Setelah memasuki jarak tersebut, Orion nantinya akan mengelilingi setengah orbit Bulan, lalu keluar dan akhirnya melakukan perjalanan ke Bumi.

Saat ini, tim Artemis 1 sendiri tengah melakukan tes pada pelacak bintang yang disematkan di Orion. Selain itu, tim juga memulai tes penerbangan pada mesin pendorong lainnya.

Para insinyur di tim Artemis 1 berharap untuk dapat mengkarakterisasi keselarasan antara pelacak bintang dan unit pengukuran inersia Orion. Pasalnya, keduanya merupakan bagian dari sistem panduan, navigasi, dan kontrol.

Kedua komponen tersebut bekerja dengan mengekspos berbagai area antara pesawat ruang angkasa dan Matahari, serta mengaktifkan pelacak bintang di berbagai kondisi termal.

Dilansir dari situs NASA, pelacak bintang adalah alat navigasi yang mengukur posisi bintang untuk membantu pesawat ruang angkasa menentukan orientasinya. Sedangkan, unit pengukuran inersia berisi empat perangkat, yakni gyro yang digunakan untuk mengukur laju rotasi badan pesawat ruang angkasa, dan tiga akselerometer yang digunakan untuk mengukur percepatan pesawat ruang angkasa.

Bersama-sama, data pelacak bintang dan unit pengukuran inersia digunakan oleh komputer Orion untuk menghitung posisi, kecepatan, dan situasi pesawat ruang angkasa. Pengukuran akan membantu para insinyur memahami bagaimana keadaan termal mempengaruhi keakuratan keadaan navigasi, yang pada akhirnya mempengaruhi jumlah bahan bakar propelan yang dibutuhkan untuk manuver pesawat ruang angkasa.

Lebih lanjut, hari ini (28/11) pesawat antariksa Orion diharapkan dapat mencapai jarak terjauhnya dengan Bumi, yakni pada jarak 454 ribu kilometer.

Misi Artemis 1 merupakan tahap awal dari usaha panjang NASA mendaratkan kembali manusia di Bulan. Terakhir kali, NASA melakukannya pada misi Apollo 17 tahun 1972.

Setelah itu, NASA tak lagi menjalankan misi ke Bulan karena terhalang biaya super mahal. Rencananya, NASA menargetkan manusia sudah bisa kembali menginjakkan kaki di Bulan pada 2025. 

Setelah misi Artemis 1, NASA akan kembali melakukan misi Artemis 2 pada Maret 2024. Itu akan menjadi misi Artemis pertama yang disertai awak astronaut. 

[Gambas:Video CNN]

(lom/lth)






Sumber: www.cnnindonesia.com