Pesawat Orion Artemis 1 Dekati Bulan, ke Mana Lagi?

Misi manusia ke Bulan pertama dalam 50 tahun terakhir, Artemis I, bakal terbang Kamis (17/11) dini hari. Cek rincian jadwalnya di sini.

Jakarta, CNN Indonesia

Pesawat antariksa Orion pada misi Artemis 1 sudah berhasil mendekati Bulan dengan jarak 130 kilometer dari permukaannya dan kini tengah dalam perjalannya untuk beredar di orbit Bulan.

Manajer misi Orion 1 menyebut pesawat antariksa Orion melakukan pendekatan ke Bulan dengan lancar pada Senin (21/11).

“Misi terus berjalan seperti yang telah kami rencanakan, dan sistem darat, tim operasi kami, dan pesawat ruang angkasa Orion terus melebihi harapan, dan kami terus belajar tentang pesawat ruang angkasa baru yang dalam ini,” kata manajer misi dalam pengarahan dari Johnson Space Center di Houston, Texas, seperti dikutip Space.

Orion melakukan empat pembakaran untuk koreksi lintasan dalam perjalanannya ke Bulan. Pada pembakaran terakhir, mesin sistem manuver orbit ditembakkan selama 2 menit 30 detik. Langkah tersebut mempercepat Orion dengan kecepatan lebih dari 993 kilometer per jam.

Pada saat pembakaran dimulai, pesawat antariksa tanpa awak ini sedang melaju dengan kecepatan 8083 kilometer per jam, 383 kilometer di atas Bulan. Kemudian, tak lama setelah terbakar, ia berada 130 kilometer di atas permukaan bulan dan melaju dengan kecepatan 8210 kilometer.

Pembakaran roket saat melakukan flyby atau pendekatan adalah salah satu dari dua manuver yang diperlukan Orion untuk memasuki orbit di sekitar Bulan. Selanjutnya, pesawat antariksa ini akan melakukan pembakaran untuk mendekati orbit retrograde jauh, yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (26/11) pukul 04:52 ET.

Usai memasuki orbit tersebut, Orion akan tetap berada di orbit ini selama sekitar satu minggu untuk menguji berbagai sistem, termasuk panduan, navigasi, komunikasi, daya, dan kontrol termal. Sebagai catatan, orbit mundur atau retrograde yang jauh akan membawa Orion 64.373 kilometer melewati Bulan, seperti dikutip Engadget.

Pesawat antariksa Orion sendiri dijadwalkan untuk kembali ke Bumi pada 11 Desember.

Saat ini, sejumlah insinyur Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sendiri sedang menyelidiki kesalahan RAM di sistem pelacak bintang, yang telah diatasi dengan siklus daya.

Sementara itu, tim lain memeriksa masalah yang menyebabkan salah satu dari delapan unit penggerak yang memasok daya panel surya ke modul kru terbuka beberapa kali tanpa perintah.

[Gambas:Video CNN]

(lom/lth)






Sumber: www.cnnindonesia.com