Jakarta, CNN Indonesia —
SpaceX berhasil meluncurkan pesawat antariksa Starship dalam uji terbang mengelilingi orbit Bumi pada Kamis (20/4).
Sebelumnya, Starship, yang merupakan roket terbesar di dunia, gagal lepas landas dari fasilitas Starbase SpaceX di Boca Chica, Texas, Senin (17/4) pukul 08.00 CT (20.00 WIB).
Masalahnya ada pada katup penekan (pressurant valve) pada bagian tahap pertama roket starship, Super Heavy.
Kali ini, jendela peluncuran berlangsung selama 62 menit, dibuka pada pukul 9.28 EDT (20.28 WIB).
“Starship lepas landas!” kicau akun SpaceX di Twitter, Kamis (20/4), sambil mengunggah video peluncuran yang memperlihatkan semburan api besar dan kepulan asap raksasa di landasan.
SpaceX menyebut “Starship sudah menyapu landasan dan pantai! Wahana berada di jalur penerbangan nominal.“
Menurut perusahaan yang dipimpin miliarder Elon Musk itu, uji terbang semacam ini akan membantu meningkatkan keandalan Starship saat SpaceX “berupaya membuat kehidupan multiplanet.”
Lewat kicauannya, Musk menyampaikan selamat atas kesuksesan uji terbang ini.
“Selamat tim @SpaceX dalam uji peluncuran Starship yang menarik! Banyak belajar untuk peluncuran tes berikutnya dalam beberapa bulan,” ucapnya.
Pada penerbangan ini, roket Super Heavy akan mendarat di Teluk Meksiko sekitar delapan menit setelah lepas landas.
Sementara itu, wahana antariksa bagian atas Starship akan mengitari Bumi sebagian untuk kemudian mendarat di Samudra Pasifik dekat Hawaii sekitar 90 menit setelah peluncuran.
Uji terbang ini menjadi yang pertama kalinya buat wahana antariksa setinggi 120 meter dan diameter 9 meter itu.
“Dengan uji coba seperti ini, kesuksesan diukur dari seberapa banyak yang bisa kita pelajari, yang akan menginformasikan dan meningkatkan probabilitas kesuksesan di masa depan seiring dengan pesatnya pengembangan Starship,” tulis SpaceX dalam deskripsi misinya, dikutip dari Space.
Starship sendiir bakal digunakan sebagai kendaraan yang dapat digunakan kembali sepenuhnya (semacam pesawat ulang-alik) untuk misi ke Bulan, Mars, dan objek antariksa lain.
Wahan ini bahkan sudah dipilih Badan Antariksa AS (NASA) untuk menjadi pendarat di Bulan yang akan digunakan pada misi Artemis III pada 2025, yang merupakan misi berawak pertama di Bulan sejak 1972.
(lom/arh)
Sumber: www.cnnindonesia.com