Penyebab Manusia Absen Mendarat di Bulan Selama 50 Tahun

Suhu Bulan bisa mencapai minus 240 derajat celsius pada malam hari. Bagaimana cara astronaut program Artemis bertahan?

Jakarta, CNN Indonesia

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (AS), NASA bersiap meluncurkan roket Artemis 1 pada Rabu (16/11) waktu setempat. Peluncuran ini merupakan bagian dari misi mendaratkan lagi manusia ke Bulan usai absen 50 tahun.

Apa alasan tak ada lagi misi ke Bulan selama 50 tahun tersebut? Melansir situs Royal Greenwich Museum, alasan utamanya adalah uang. Misi ke Bulan bisa memakan biaya yang sangat tinggi.

Inisiatif untuk pergi ke Bulan pertama kali dicetuskan Presiden AS, John F. Kennedy pada 1962 di Rice Stadium, Houston. Kala itu, Kennedy bertekad menuntaskan misi ke Bulan pada dekade 60an.

“Misi ke Bulan akan rampung digelar pada dekade 60an. Misinya tuntas saat beberapa dari kalian masih bersekolah dan di universitas. Misi ini akan tuntas selama orang-orang masih bekerja di kantor ini. Tetapi misi ini akan tuntas sebelum akhir dekade ini,” kata Kennedy.

Cita-cita Kennedy rampung pada 1969 dalam misi Apollo 11. Setelah itu, ada enam misi Apollo, di mana lima di antaranya sukses mendarat di Bulan.

Sudah ada 12 orang yang telah mendarat di Bulan hingga terakhir kali pada Desember 1972 pada misi Apollo 17. Orang terakhir yang menginjakkan kaki di Bulan adalah Eugene Cernan bersama dengan Ronald E. Evans, dan Harrison H. Schmitt.

NASA sebetulnya punya 20 misi Apollo. Namun anggaran NASA untuk menerbangkan manusia ke Bulan mengalami pemotongan.

Alhasil, misi Apollo setelah Apollo ke-17 mengalami ketidakpastian. Selain itu, misi berbasis riset dan teknologi ternyata tak sepenting pencapaian pendaratan ke Bulan itu sendiri.

Alhasil, tiga misi Apollo sisanya dibatalkan. Jim Bridenstine, seorang administator NASA, mengakui, misi ke Bulan sangat kental aroma politis.

“Ada kontes ideologi politik. Kontes antara ideologi ekonomi. Kontes kekuatan teknologi dan pada akhirnya kontes dari kekuatan hebat yang sangat ingin dimenangkan Amerika Serikat,” kata Jim.

Sebagai informasi, pemerintah Kennedy pada awalnya menganggarkan sekitar 7 miliar dollar atau Rp109 triliun (1 USD= Rp15.618). Namun dalam kenyataannya, biaya itu membengkak hingga $20 miliar.

Melansir Space, Jim mengakui biaya $20 miliar belumlah final. Menurutnya, biaya yang diperlukan NASA untuk melakukan misi ke Bulan yang konstan mencapai $30 miliar.

“Untuk seluruh program, demi mendapatkan kehadiran yang terus-menerus di Bulan, kami mentaksir biayanya antara $20 miliar hingga $30 miliar,” kata Jim 2021 silam.

Jim merinci, uang tersebut digunakan antara lain merekrut rekan kerja seperti perusahaan komersial dan partner internasional, membangun stasiun luar angkasa di Bulan, mendaratkan manusia di Kutub Selatan Bulan pada 2024, dan merancang proyek keseluruhan sebagai latihan untuk misi ke Mars.

Sementara itu mengutip VOANews, untuk misi Artemis, NASA disebut membutuhkan $4,1 miliar untuk setiap kali peluncuran sukses. NASA mengestimasi, keseluruhan program Artemis memakan biaya $93 miliar hingga akhirnya sukses mendaratkan manusia di Bulan yang ditargetkan rampung pada 2025.

(lth/lth)



[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com