Perusahaan antariksa SpaceX milik Elon Musk beriklan di Twitter baru-baru ini. Apakah karena perusahaan lain menunda untuk memasang pariwara di platform tersebut?
Musk menyebut SpaceX telah membeli paket iklan di Twitter untuk layanan internet satelit Starlink.
“SpaceX Starlink membeli paket iklan kecil – tidak besar – untuk menguji efektivitas iklan Twitter di Australia & Spanyol. Melakukan hal yang sama untuk FB/Insta/Google,” cuit Musk di akun Twitternya pada Senin (14/11).
Dilansir Mashable, kesepakatan tersebut bisa membuat Twitter mendapat suntikan dana lebih dari US$250 ribu atau sekitar Rp4 miliar, angka yang sebetulnya tidak terlalu besar dalam hal pengiklan di platform itu.
Twitter yang menghasilkan lebih dari 90 persen pendapatan kuartal kedua dari penjualan paket iklan membuat para pengiklan menunda pengeluaran karena risau dengan perubahan aturan moderasi konten ala Elon Musk.
Di antaranya, General Motors Co (GM.N), General Mills (GIS.N), Mondelez International (MDLZ.O) dan Volkswagen AG (VOWG_p.DE).
“Saat ini, sebagian besar klien menangguhkan aktivitas mereka (di Twitter) karena mereka khawatir tentang konten ekstrem dan moderasi konten di situs,” kata Martin Sorrell dari S4 Capital, seperti dikutip Reuters.
Pekan lalu, CEO Tesla Inc dan SpaceX itu mengatakan kepada pengiklan bahwa dirinya bertujuan untuk mengubah platform media sosial itu untuk mengakhiri era akun palsu.
Musk juga sempat mengemukakan kemungkinan Twitter bangkrut beberapa hari setelah menyebut platform tersebut telah mengalami penurunan pendapatan “besar-besaran” dan menyalahkan kelompok aktivis yang menekan pengiklan.
Di sisi lain, saham Tesla turun 4 persen setelah Musk mengatakan dia memiliki “terlalu banyak pekerjaan” yang membuat investor khawatir dia terlalu sibuk dengan platform media sosial ketika perusahaan mobil listriknya tengah menghadapi rintangan produksi dan persaingan yang meningkat.
(lom/arh)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com