Media sosial Mastodon mendapat migrasi pengguna setelah Twitter diakuisisi Elon Musk. Dilaporkan, banyak pengguna Twitter beralih ke media sosial buatan Jerman tersebut.
Dikutip dari CNN, medsos yang mengambil nama mamalia purba yang sudah punah ini meroket popularitasnya sejak pengambil alihan Twitter dan peluncuran kebijakan-kebijakan konten terbaru Elon Musk.
“Hai, jadi, kami mencapai 1.028.362 pengguna aktif bulanan di seluruh jaringan hari ini. 1.124 server Mastodon baru sejak 27 Oktober, dan 489.003 pengguna baru.Lumayan keren,” kicau Eugen Rochko, CEO Mastodon, di akun Mastodon @Gargron, Senin (7/11).
Rochko mendirikan Mastodon pada 2016. Secara tampilan, Mastodon mirip dengan Twitter hingga nampak seperti tiruannya.
Akan tetapi, sistem yang mendasari platform microblogging ini jauh lebih kompleks. Layanan Mastodon terdesentralisasi yang digambarkan sebagai sebuah “jaringan yang beroperasi dengan cara yang mirip dengan email.”
Saat pertama kali membuat akun, Anda memilih server yang mirip dengan cara Anda memilih untuk membuka akun email di Gmail, Hotmail, Yahoo, atau di mana pun yang menghasilkan alamat profil Anda.
Jadi, misalnya, jika Anda mendaftar ke Mastodon melalui server climate justice, maka alamat Anda adalah @[nama pengguna Anda]@climatejustice.social. Namun, tidak peduli server mana yang Anda gunakan untuk mendaftar, Anda akan dapat berkomunikasi dengan pengguna dari server lain, seperti pengguna Gmail mengirim email kepada pengguna Hotmail dan sebaliknya.
Meski demikian, beberapa server mungkin memblokir server lain karena beberapa alasan yang membuat Anda tidak dapat berkomunikasi dengan siapa pun dari server yang diblokir.
Lini masa (timeline) Mastodon menghadirkan pembaruan secara kronologis daripada algoritmis. Media sosial ini membiarkan para penggunanya untuk bergabung dengan banyak server berbeda yang dijalankan berbagai kelompok dan individu.
Tak hanya itu, Mastodon juga gratis dan bebas dari iklan. Ia dioperasikan secara non profit oleh kreatornya, Eugen Rochko dan mendapatkan dana secara patungan.
Lantas, siapa saja yang telah bergabung ke Mastodon?
Beberapa figur kenamaan di Amerika Serikat (AS), telah bergabung di sini antara lain komedian, Kathy Griffin; jurnalis, Molly Jong-Fast; dan profesor di UCLA, Sarah T. Roberts. Roberts mulai menggunakan Mastodon karena khawatir soal moderasi Twitter di bawah Elon Musk.
Terkait Mastodon, Roberts mengatakan banyak pengguna Twitter migrasi ke Mastodon karena mereka melihat adanya kemiripan antara kedua media sosial itu. Banyak fitur di Mastodon dan tampilannya terasa familiar bagi pengguna Twitter.
Hanya saja, tetap ada perbedaan antara Mastodon dan Twitter. Jumlah pesan di Mastodon terbatas 500 karakter, namun pengguna bisa mengirim foto dan video.
Tak hanya itu, pengguna juga bisa memfavoritkan atau mengunggah ulang unggahan pengguna lain dll. “Twitter dan Mastodon akan semakin mirip,” kata Roberts.
[Gambas:Video CNN]
(lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com