Pakar Temukan Bintang-bintang Bermigrasi ke Galaksi Lain

Sejumlah astronom menemukan bintang-bintang di galaksi Andromeda berasal dari galaksi lain. Ada migrasi besar!

Jakarta, CNN Indonesia

Sejumlah astronom menemukan bintang-bintang yang ternyata telah berimigrasi ke galaksi lain. Bagaimana caranya mereka menemukannya?

Para astronom menemukan fakta itu lewat observasi menggunakan Dark Energy Spectroscopic Instrument (DESI). Melansir ScienceAlert, DESI dibuat untuk mengukur efek energi gelap yang dihasilkan dari ekspansi Semesta.

DESI mengukurnya dengan mengumpulkan spektral optik dari puluhan juta objek yang kebanyakan galaksi dan kuasar. Kemudian, DESI mengonstruksi peta tiga dimensi sebagai hasilnya.

Lewat metode tersebut, para astronom menemukan 7000 bintang di galaksi Andromeda (M31) yang merupakan tetangga dekat galaksi Bimasakti. Bintang-bintang itu bergabung ke galaksi tersebut sekitar dua miliar tahun yang lalu.

“Observasi kami terhadap tetangga terdekat Bimasakti yakni galaksi Andromeda mengungkapkan bukti galaksi berimigrasi dalam detail yang menakjubkan,” kata astronom NSF NOIRLab, Arjun Dey seperti dikutip dari situs resmi NOIRLab.

“Meskipun langit malam seperti terlihat tidak berubah, Semesta merupakan sesuatu yang dinamis. Galaksi seperti M31 dan Bimasakti disusun dari blok-blok galaksi yang lebih kecil di sepanjang sejarah kosmik,” katanya menambahkan.

Menurut pengamatan DESI, sekitar dua miliar tahun lalu, sebuah galaksi bergabung dengan Andromeda. Posisi dan pergerakan dari 7500 bintang yang diukur oleh DESI menunjukkan mereka datang dari galaksi lain itu.

Imigrasi bintang pun tidak hanya terjadi kepada galaksi Andromeda. Galaksi Bimasakti diduga mengalami hal yang sama sekitar 8 atau 10 miliar tahun lalu.

Kebanyakan bintang-bintang di galaksi ini berasal dari galaksi lain dan bergabung dengan Bimasakti sebagai hasil dari penggabungan kuno.

Para astronom bisa belajar lebih banyak soal sejarah kuno Bimasakti dengan mengobservasi secara cermat penggabungan yang terjadi di galaksi Andromeda.

“Kita tidak pernah melihat hal ini sebelumnya dengan jelas dalam hal pergerakan bintang-bintang. Sekarang, kita bisa melihat hasil dari penggabungan tersebut,” kata astrofisikawan University of Edinburgh, Sergey Koposov yang juga terlibat dalam studi ini.

“Foto yang tampak menunjukkan sejarah galaksi Andromeda mirip dengan galaksi kita, Bimasakti. Lingkar dalam kedua galaksi tersebut didominasi oleh peristiwa imigrasi tunggal,” katanya lagi.

Lebih lanjut, penemuan imigrasi ini menunjukkan kekuatan DESI sebagai salah satu instrumen yang diandalkan. Sejauh ini, DESI menjadi instrumen spektograf yang paling kuat yang mampu mengonfigurasi ulang lima ribu bidang fokusnya yang terpisah hanya dalam waktu dua menit.

DESI juga didesain untuk mengukur spektral lebih dari 40 miliar galaksi dan kuasar yang jauh untuk memetakan struktur raksasa dari Semesta dan bagaimana energi gelap mendorong ekspansi tersebut.

“Hal ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh fasilitas lain di dunia. Efisiensi DESI yang luar biasa, pemrosesan datanya, dan medan pantauannya membuat ia menjadi sistem yang terbaik di dunia untuk mengadakan survei bintang-bintang di galaksi Andromeda,” kata Dey.

“Dalam hanya beberapa jam observasi, DESI dapat melewati lebih dari satu dekade stretoskopi dengan teleskop yang lebih besar,” tandasnya.

[Gambas:Video CNN]

(lth/arh)






Sumber: www.cnnindonesia.com