Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Buatan (Korika) Hammam Riza menyebut Indonesia mesti mendapat akses awal ke model kecerdasan buatan (AI) seperti GPT-3.5 dan GPT-4 yang dimiliki OpenAI.
Sebelumnya, PM Inggris Rishi Sunak mengklaim negaranya mendapat akses awal dari OpenAI dan Google untuk mempelajari model AI demi kepentingan riset dan keamanan.
Apakah Indonesia juga mesti dapat akses yang sama?
“Harus,” cetus Hammam, ditemui di acara ‘Conversation with CEO OpenAI Sam Altman’, di Jakarta, Rabu (14/6).
Menurut Hammam, jika Indonesia mendapat early access atau akses prioritas ke model AI, maka Indonesia bisa mengembangkan berbagai aplikasi yang sesuai dengan sektor pembangunan yang diperlukan.
“Di on top dari GPT-4 itu kita bisa menghasilkan aplikasi-aplikasi sesuai dengan sektor pembangunan yang kita perlukan. Dan inilah yang mestinya dimanfaatkan oleh kita, banyak startup yang bisa muncul dengan memanfaatkan platform ini,” jelas dia.
“Sehingga pengembangan AI di Indonesia juga akan semakin dipercepat,” tambah Hammam, yang merupakan mantan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu.
Ia menambahkan strategi nasional kecerdasan artificial tidak akan berdampak apa-apa bila tidak diimplementasikan dan dipercepat proses inovasinya.
Sebelumnya, akses awal OpenAI dan Google DeepMind buat Inggris diklaim bisa membantu mengenali peluang dan risiko AI.
“Kami bekerja sama dengan laboratorium-laboratorium terdepan – Google DeepMind, OpenAI, dan Anthropic,” kata Sunak di acara London Tech Week, Senin (12/6), dikutip dari situs Pemerintah Inggris.
“Dan dengan senang hati saya umumkan bahwa mereka telah berkomitmen memberikan akses lebih awal atau prioritas terhadap model untuk tujuan penelitian dan keamanan guna membantu membangun evaluasi yang lebih baik dan membantu kami lebih memahami peluang dan risiko sistem ini,” lanjutnya.
[Gambas:Video CNN]
(lom/arh)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com