Pakar Beber Alasan Bigfoot Cuma Mitos

Bigfoot yang selama ini menjadi hewan legendaris di AS ternyata cuma mitos. Pakar data, Floe Foxon punya penjelasan soal itu.

Jakarta, CNN Indonesia

Hewan bigfoot yang selama ini menjadi mitos di Amerika Serikat dan Kanada ternyata punya penjelasan ilmiahnya. Seperti apa penjelasannya?

Bigfoot merupakan salah satu legenda yang sudah terkenal di AS dan Amerika Utara. Ia memiliki nama lain yakni Sasquatch.

Melansir situs Washington National Guard, bigfoot memiliki penampakan seperti pria besar setinggi tujuh kaki dan berbulu serta sering mengendap-endap di hutan dan menakuti orang-orang yang sedang berkemah, penebang pohon, pendaki dll.

Laporan penampakan bigfoot pertama kali tercatat pada tahun 1800an dan hingga 1900an. Biasanya, laporan yang masuk berkaitan dengan penampakan jejak kaki besar, serta video buram yang tidak jelas.

Terlepas dari legenda itu, ilmuwan data, Floe Foxon menilai bigfoot boleh jadi adalah beruang hitam yang sedang berjalan dengan dua kakinya.

Mengutip Science Alert, beruang hitam Amerika (Ursus americanus) biasa berjalan dengan empat kaki. Namun mereka juga dapat berdiri dengan dua kaki belakang untuk dapat terlihat lebih pintar dan kuat.

Alhasil, karena kebiasaan itu beruang tersebut dari jauh tampak seperti manusia besar. Meskipun, mereka diselimuti bulu yang tebal.

Foxon sendiri bukan yang pertama menduga, bigfoot adalah beruang hitam Amerika. Pada 2005, salah satu pakar membandingkan proyeksi populasi beruang hitam dengan laporan penampakan bigfoot di tepi barat laut AS.

Namun demikian, pakar tersebut menyimpulkan, ada binatang lain yang tampak seperti bigfoot ketimbang beruang hitam Amerika.


Foto: iStockphoto/John Morrison
American Black Bear yang sering berjalan dengan dua kakinya.

Di sisi lain pada 2009, ada penelitian lain yang dibuat di wilayah yang sama menunjukkan, ada saling silang antara populasi beruang hitam dengan penampakan big foot.

Penelitian itu kemudian digunakan Foxon untuk melebarkan analisanya ke tempat lain di AS dan Kanada di mana beruang hitam dan manusia hidup berdampingan. Data penampakan bigfoot diperoleh Foxon dari Bigfoot Field Researcher Organization.

Foxon lalu membandingkan informasi tersebut dengan data lokal soal kepadatan dan penyebaran beruang hitam sekaligus kepadatan populasi manusia.

Menurut Foxon, penampakan bigfoot bisa dijelaskan sebagai penampakan beruang hitam yang salah diidentifikasi.

“Penampakan Sasquatch secara statistik dan signifikan terkait dengan populasi beruang. Sehingga, rata-rata, satu ‘penampakan’ berpotensi muncul untuk setiap 900 beruang,” tulis Foxon dalam artikelnya.

“Berdasarkan pertimbangan statistik, kemungkinan banyak penampakan sasquatch adalah makhluk lain yang salah diidentifikasi. Jika bigfoot memang ada, itu mungkin beruang,” tulisnya lagi.

Foxon juga bersikukuh bigfoot yang disangka muncul di daerah Texas dan Florida adalah makhluk lain. Meskipun, di daerah tersebut, beruang hitam jarang ditemukan.

“Perlu dicatat, penampakan bigfoot juga dilaporkan ada di wilayah yang populasi beruang hitamnya hampir tidak diketahui,” tulis Foxon.

“Meskipun itu bisa diinterpretasikan sebagai eksistensi makhluk humanoid yang tidak diketahui di Amerika Utara, ada kemungkinan juga yang terjadi adalah salah identifikasi terhadap binatang lain (termasuk manusia), dan kemungkinan lainnya lagi,” tulisnya.

[Gambas:Video CNN]

(lth/lth)






Sumber: www.cnnindonesia.com