Musk Beli Bisnis yang Sebarkan Kebohongan di Dunia

Para aktivis HAM punya pendapat tersendiri soal komitmen Elon Musk memangkas ujaran kebencian di Twitter. Simak rinciannya di sini.

Jakarta, CNN Indonesia

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyuarakan kecemasannya pasca pembelian media sosial Twitter oleh pengusaha Elon Musk. Ia mengatakan bahwa Musk telah membeli platform media sosial yang melontarkan kebohongan di seluruh dunia.

Diketahui, Twitter telah memberhentikan setengah dari tenaga kerjanya. Namun salah satu pihak menyatakan bahwa angka pengurangan tenaga kerja lebih kecil dalam tim yang bertanggung jawab untuk mencegah penyebaran informasi yang salah.

Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran pengiklan tentang moderasi konten dan menarik kembali pengeluarannya.

“Dan sekarang apa yang kita semua khawatirkan [adalah] Elon Musk membeli bisnis yang meyebarkan kebohongan di seluruh dunia. Tidak ada editor lagi di AS. Bagaimana caranya kami berharap anak-anak dapat memahami apa yang dipertaruhkan,” ucap Biden dalam acara penggalangan dana, dikutip Reuters.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa Biden telah menjelaskan tentang perlunya mengurangi ujaran kebencian dan informasi yang salah.

“Keyakinan itu meluas ke Twitter, meluas ke Facebook dan platform media sosial lainnya di mana pengguna dapat menyebarkan informasi yang salah,” katanya.

Sementara itu, Musk telah berjanji untuk memulihkan kebebasan berbicara sambil mencegah Twitter menjadi platform penuh kebohongan. Tetapi perusahaan-perusahaan pengiklan besar telah menyatakan kekhawatiran tentang pengambilalihan Musk selama berbulan-bulan.

Pengurangan tenaga kerja oleh Twitter mengakhiri kekacauan dan ketidakpastian tentang masa depan perusahaan di bawah pemilik baru Elon Musk. Sebelumnya, Musk mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa platform tersebut mengalami penurunan besar-besaran dalam pendapatan.

Musk menyalahkan kerugian pada koalisi kelompok hak-hak sipil yang telah menekan perusahaan pengiklan teratas Twitter untuk mengambil tindakan jika dia tidak melindungi moderasi konten.

(del/asa)



[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com