Mulanya Rival, Netizen Malaysia-RI Kompak Gantian ‘Panggang’ Pejabat

Demi menghindari kriminalisasi, netizen Malaysia dan Indonesia sepakat untuk gantian saling roasting pemimpin negara.

Jakarta, CNN Indonesia

Usai ‘bersitegang’ di sejumlah isu, netizen Malaysia dan Indonesia kompak me-roasting pemimpin negara satu sama lain demi menghindari kriminalisasi.

Ajakan pertukaran kritik pemerintah di media sosial Twitter ini bermula dari unggahan @MALAYSIAVIRALL yang mengomentari pesta pernikahan warga Indonesia yang bernuansa disko.

Tak faham betul la budak zaman sekarang ni. Sampai majlis kawen pun diorang tukar jadi macam disko. Dah la semua bertudung (Tak mengerti dengan anak zaman sekarang. Pernikahan diganti dengan disko. Padahal semuanya berkerudung, red),” kicau akun itu, Kamis (13/10).

Cuitan tersebut lantas menuai hujatan warga +62. Ada yang menyindir bahwa Malaysia tak juga bisa menerima pembauran budaya hingga masih terbelakang dalam hal menerima perbedaan.

Selain itu, ada juga warganet RI yang menyindir pernikahan Sultan Malaysia yang kebarat-baratan alih-alih merecoki gaya perkawinan warga RI.

Urusin sultan lu yang dugem sama noh,” kata akun @ujgSigarantang.

Gambar yang diunggahnya diduga merupakan pesta pernikahan Sultan Malaysia Muhammad V, yang kini sudah mengundurkan diri, dengan mantan Miss Moscow Oksana Voevodina, 2018. Pasangan itu kini diketahui sudah bercerai.

Senada, komentar lain dari akun @FNolann menyebut akun tersebut harusnya mengurus urusan dan budayanya sendiri.

Coba urus urusan dan budayamu sendiri,” kicau dia.

Di tengah keributan terkait isu tersebut, seorang netizen yang diduga berasal dari Malaysia berusaha menjadi penengah. Akun @_nsyakinah menawarkan kedua kubu untuk saling me-roasting pemerintah satu sama lain dibandingkan saling ejek.

offer for indonesians: please roast our power figures more and in return we will roast your government so neither of us go to jail. thailand can join in too and we’ll talk shit about your monarchy,” kicaunya.

(Tawaran untuk orang indonesia: tolong ‘panggang’ lebih sering tokoh-tokoh penguasa kami dan sebagai imbalannya kami akan ‘memanggang’ pemerintah Anda sehingga kita berdua tidak masuk penjara. Thailand juga bisa gabung dan kami akan bicara hal-hal buruk soal monarki, red).

Diketahui, Undang-undang Penghasutan di Malaysia mengancam memenjarakan warga yang mengkritik kesultanan.

Contoh kasusnya, dikutip dari Insider, dua pria dan satu wanita diproses hukum dengan tuduhan penghinaan Sultan Muhammad V setelah dia turun tahta sebagai penguasa negara pada 6 Januari 2019.

UU itu sendiri mulai diterapkan pada 1948 ketika Malaysia berada di bawah pemerintahan kolonial Inggris. Larangannya jelas; setiap tindakan, pidato, atau publikasi yang mengkritik pemerintah atau penguasa sembilan negara bagian Malaysia, yang juga dikenal sebagai sultan, bakal dijerat hukuman maksimal tiga tahun penjara.

Sementara, Indonesia sendiri memiliki UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang sudah lama dikritik kalangan aktivis sebagai alat kriminalisasi atau pembungkaman pengkritik penguasa.

Gayung bersambut

Tawaran netizen Malaysia untuk bertukar roasting penguasa tersebut menuai respons positif. Warganet @EllaAriyunita menyepakati tawaran itu sambil menyebutnya sebagai bentuk “Fungsi Asean yang sesungguhnya”.

Berawal dari saling mengejek malah diajakin meroasting pemerintah. gotong royong gitu kali ya,” kicau akun @anggieka09.

Akun @aiskrimpeanut pun menganggap fenomena ini sebagai bentuk “Gotong royong membersihkan pemerintah korup“.

Senada, akun @NotRazzifier menyebut kerja sama yang bermula dari rivalitas ini merupakan upaya kelas pekerja melawan oligarki yang tak guna.

broke: Indonesia vs Malaysia vs Thailand vs…… woke: ASEAN working class vs ASEAN shameless undercompetent oligarchs“.

Akun @tribunkultur_ bahkan langsung menyodorkan nama pejabat untuk di-roasting netizen Malaysia.

Anda bisa mulai memanggang Iwan Bule, orang Malaysia,” ucapnya, merujuk pada Ketua PSSI Mohammad Iriawan yang tengah dalam sorotan akibat tragedi Kanjuruhan.

(lom/arh)

[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com