Misteri Owa Hamil di Kandang Kebun Binatang Jepang Sendirian Terungkap

Misteri owa, kera gibbon di Kebun Binatang dan Kebun Raya Kujukushima, Jepang yang mendadak hamil meski hidup sendiri terpecahkan melalui tes DNA.

Jakarta, CNN Indonesia

Misteri seekor kera gibbon atau owa bernama Momo di Kebun Binatang dan Kebun Raya Kujukushima, Jepang yang mendadak hamil meski tinggal sendiri di dalam kandangnya pada dua tahun lalu akhirnya terpecahkan.

Pihak kebun binatang menyebut owa itu dihamili oleh Ito, pejantan owa lincah berusia 34 tahun yang tinggal di dekat kandang Momo. Kesimpulan itu diambil berdasarkan serangkaian tes DNA pada sang bayi.

Tes menunjukkan ayah bayi Momo adalah Ito. Pihak kebun binatang mengatakan kepada CNN bahwa Momo dan Ito berhasil kawin lewat lubang kecil di pelat baja yang terpasang di antara kandang mereka. Lubang itu berukuran sekitar sembilan milimeter.

“Ini adalah kehidupan berharga yang lahir ke dunia. Kami akan terus merawatnya dengan baik dan berharap dia akan berumur panjang dengan sehat,” kata wakil Direktur Kebun Binatang, Hideki Hisano.

Setelah lahir, bayi jantan Momo dan Ito itu memiliki berat sekitar 2 kilogram. Pihak kebun binatang mengatakan bayi tersebut “tumbuh sehat” di bawah asuhan Momo.

Momo sebelumnya mengejutkan petugas kebun binatang Jepang karena hamil meski tinggal sendirian di kandangnya. Kehamilan Momo itu terendus petugas Kebun Binatang dan Kebun Raya Kujukushima di Nagasaki pada Februari 2021.

Owa merupakan spesies kera kecil yang punya suara nyaring kala bernyanyi. Kera itu bisa berayun dari cabang ke cabang dengan kecepatan hingga 35 mil per jam.

Setidaknya ada lusinan spesies owa yang berasal dari sebagian Asia, mulai dari timur laut India hingga China. Owa juga ditemukan di kepulauan Kalimantan.

Populasi owa lincah ini sendiri saat ini semakin berkurang. Mereka terdaftar sebagai spesies yang terancam punah di International Union for Conservation of Nature, karena aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, pertambangan, dan pembangunan jalan yang mengancam habitat mereka.

(blq/agt)



[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com