Jakarta, CNN Indonesia —
Miliarder Elon Musk membuat perusahaan baru untuk menggarap sektor kecerdasan buatan, X.AI. Simak rinciannya berikut.
Hal tersebut pertama kali dilaporkan The Wall Street Journal. Musk memberi nama perusahaan itu X.AI.
Dilansir dari The Verge, Musk bertindak sebagai direktur di perusahaan barunya tersebut. Ia juga mengajak Jared Birchall sebagai sekretaris perusahaan. Birchall sendiri merupakan direktur kantor keluarga Musk.
Musk mendirikan perusahaan barunya ini pada 9 Maret 2023. Dalam dokumen yang beredar, perusahaan ini berbasis di Nevada, Amerika Serikat, dan memiliki nomor entitas E28915122023-8.
Rumor soal keinginan Musk membangun perusahaan AI sudah beredar dalam beberapa hari terakhir. Laporan Business Insider mengungkapkan Musk membeli ribuan graphics processing unit (GPU) untuk mentenagai produk AI generatif yang nanti akan diproduksi.
Selain itu, Financial Times juga melaporkan Musk berencana membangun perusahaan AI untuk berkompetisi dengan OpenAI yang telah mendapat dukungan Microsoft. Musk bahkan mencari pendanaan dari investor SpaceX dan Tesla untuk mendanai perusahaan tersebut.
Dalam wawancara di Twitter Spaces, Musk sempat ditanyai soal pembelian GPU tersebut. Namun ia tidak menjawab soal pendirian perusahaan AI.
Musk hanya menjawab samar “sepertinya semua orang dan anjing mereka membeli GPU”.
Sementara itu terkait nama X.AI, hal tersebut sejalan dengan perubahan yang ada di Twitter. Musk sebelumnya telah mengganti nama perusahaan Twitter dari Twitter Inc menjadi X Corp.
Di sisi lain, Musk sebelumnya justru meminta riset AI untuk beristirahat.
Permintaan itu dituangkan Musk bersama sederet nama lain dalam surat terbuka yang diterbitkan di Future of Life Institute. Surat tersebut mengatakan jeda penelitian tersebut harus diterapkan pada sistem AI yang “lebih kuat dari GPT-4.”
Surat itu juga mengatakan para ahli independen harus menggunakan jeda yang diusulkan untuk bersama-sama mengembangkan dan mengimplementasikan seperangkat protokol bersama untuk alat AI yang aman tanpa keraguan.
Musk pun diketahui merupakan salah satu pengkritik yang vokal terhadap OpenAI, perusahaan yang ia turut dirikan pada 2015.
Musk antara lain mengatakan, “Saya masih bingung, bagaimana perusahaan non-profit yang saya beri donasi US$100 juta entah bagaimana dapat memiliki market cap sebesar US$30 miliar sebagai keuntungan. Jika ini legal, kenapa orang lain tidak melakukannya.”
(lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com