Menanam banyak pohon ternyata sangat efektif mengurangi polusi udara. Sebuah studi bahkan menyebut, itu adalah satu-satunya cara yang efektif untuk mencegah pengurangan kualitas udara dan peningkatan temperatur kota.
Melansir Bloomberg, laporan terbaru dari Nature Conservancy menyimpulkan pohon-pohon adalah satu-satunya solusi esensial yang efektif secara harga dalam menanggulangi pengurangan kualitas udara dan peningkatan temperatur.
Beberapa kota besar dunia bahkan bisa meningkatkan kualitas kesehatan warganya secara dramatis dengan hanya berinvestasi US$4 untuk membuat kanopi. Polusi dan panas di 245 kota besar dunia juga bisa berkurang hanya dengan menanam banyak pohon di jalan (kecuali pohon berjenis palem).
Hasil studi ini juga menunjukkan kota-kota sangat berpolusi di Asia Tenggara misalnya akan mengalami timbal balik (ROI) yang tinggi lewat penanaman pohon. Pasalnya, studi itu menyebut pohon akan menyebar ke banyak orang per mil persegi dan materialnya yang cukup murah.
Contohnya bisa dilihat di Beijing. Partikel PM 2,5 di Ibukota Tiongkok itu bisa mencapai 600 mikrogram per kubik meter di beberapa lokasi.
Padahal, WHO hanya menyebut batas aman PM 2.5 mencapai 25 mikrogram per kubik meter. Pohon-pohon bisa menyerap antara 7 hingga 24 persen partikel itu dengan rentang jarak 100 meter
Studi terbaru mengestimasi, untuk investasi tambahan tahunan sebanyak US$29 juta pohon di jalanan, bakal mengurangi jumlah PM2,5 lebih besar daripada 1 mikrogram per kubik meter dalam periode 24 jam. Banyak orang juga akan melihat reduksi yang luar biasa, melampaui 10 mikrogram per kubik.
Namun demikian, Rob McDonald sebagai salah satu penulis hasil studi ini menyatakan, penanaman pohon bukanlah jawaban mutlak terhadap gelombang panas dan polusi udara. “Penanaman pohon bukan solusi untuk usaha planet ini mengurangi emisi gas rumah kaca,” katanya.
Menurut Rob, penanaman pohon harus dipandang sebagai alat yang sangat ampuh bagi kota-kota di dunia dalam menghadapi kesehatan warga dikarenakan perubahan iklim. “Kota-kota seringnya berpikir memisahkan anggaran untuk kesehatan dan penanaman pohon,” kata Rob.
“Kami ingin kota-kota ini melihat kaitan antara dua hal itu,” ujarnya menambahkan.
Pendapat serupa disampaikan Piotr Jakubowski, salah satu pendiri Nafas Indonesia dalam utasnya di Twitter tertanggal 27 November. Menurutnya, ada salah persepsi masyarakat terhadap istilah polusi udara.
“Polusi udara” adalah masalah umum, padahal sebenarnya ada dua jenis polusi utama. Gas. Partikel. Keduanya dihasilkan oleh bahan bakar fosil,” tulisnya.
Salah satu asumsi terbesar tentang polusi udara adalah:
“Saya tinggal di daerah ber-pohon2 jadi aman dari dampaknya” 🌲🌲🌲
Atau
“Pohon membersihkan udara kita”
Itu salah. Yuk, aku jelaskan dengan memakai data dari pagi ini
🌲🌲🌲❌🌫️🌫️🌫️
👇👇👇 pic.twitter.com/sBKSZFequg
— Piotr Jakubowski (@piotrj) November 27, 2022
Jakubowski mengatakan, keduanya sangat penting untuk dibedakan karena pohon bereaksi berbeda terhadap dua hal itu. Ia mengungkapkan, daun pada pohon bisa menyerap gas tapi tidak dengan partikel.
Daun pada pohon dirancang untuk menyerap karbon dioksida (CO2) “Tetapi dengan meningkatnya tingkat polusi juga menyerap gas lainnya,” tulisnya.
Di sisi lain, partikel seperti “PM2,5 adalah polutan kecil yang oleh WHO disorot sebagai sangat berbahaya bagi kesehatan kita. Ini karena sangat kecil sehingga bisa masuk jauh ke dalam paru-paru kita”
PM2,5 adalah padatan dan tidak seperti gas -pohon tidak dapat menyerap padatan. Jakubowski lalu melampirkan data sejumlah kota berdasarkan aplikasi Nafas Indonesia semisal Bintaro, yang selama ini disebut daerah yang cukup hijau.
“BINTARO – the O.G. of “healthy and green living” ternyata nggak begitu sehat. 2021 PM2.5 – 57 ug/m3. 2022 PM2.5 YTD – 66 ug/m3. Tingkat PM2.5 sekitar 90% lebih buruk dari Jakarta Pusat yang memiliki pohon jauh lebih sedikit. Pagi ini? – 144 ug/m3 (29x diatas WHO)”
Menurut Jakubowski, “banyak pohon tidak sama dengan kualitas udara bagus,” Ia lalu menyarankan sebagai warga penting agar memastikan para kandidat pemimpin adalah “orang yang peduli kepada kualitas kehidupan (air, udara, lingkungan) untuk orang Indonesia. Itu yg terjadi di UK sekarang – semua kandidat yg ikut pemilu ada program polusi krn demand dari masyarakat,”
[Gambas:Video CNN]
(lth/lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com