Makin Tua Makin Suka Marah-marah?

Adakah bukti dari stereotipe bahwa makin tua menjadi semakin sinis dan galak? Simak sejumlah studi berikut.

Jakarta, CNN Indonesia

Stereotipe yang berkembang di masyarakat menyebut makin tua seseorang makin galak dan sinis pula tabiatnya. Apakah secara sains hal ini benar?

Stigma galak yang melekat pada orang tua mungkin seringkali secara kebetulan terafirmasi oleh kejadian di sekitar kita.

Hal itu ditambah dengan cerita orang sekitar yang memiliki pengalaman sama membuat stereotipe tersebut semakin melekat. Stigma ini seperti gulungan bola salju yang semakin besar oleh pengalaman-pengalaman serupa.

Sebuah studi di Swiss oleh para peneliti Jerman, Harm-Peer Zimmermann dan Heinrich Grebe, mengungkap sebaliknya.

Para peneliti mengidentifikasi dua periode usia dengan kondisi lansia yang digambarkan dengan cara yang sangat berbeda. Yang pertama adalah dari usia 65 hingga 80 tahun yang digambarkan cenderung positif; peluang untuk realisasi diri yang lebih besar setelah pensiun.

Kedua, lansia di atas 80 tahun, yang pesimistis, kemunduran fisik dan mental yang cepat, demensia, hilangnya identitas dan martabat.

Dari sejumlah responden, peneliti menemukan semacam “kesejukan senior” (senior coolness) sebagai bentuk kemampuan untuk tetap tenang dalam kondisi terbatas di masa tua. Misalnya, tidak marah tentang kehilangan dan keterbatasan, dan memandang semuanya dengan bumbu humor.

Para peneliti juga menggambarkan ini sebagai upaya mereka untuk “tidak membiarkan diri sendiri terlempar dari langkahnya akibat kesengsaraan usia tua.”

Menariknya, contoh kesejukan senior tampaknya tidak terkait dengan keadaan kehidupan tertentu. Contoh ini ditemukan pada wanita dan pria, individu berpenghasilan tinggi dan rendah, individu yang difabel dan tidak difabel, dan mereka yang tinggal di permukiman atau pun panti jompo.

Kepribadian orang-orang usia tua ini cenderung matang karena neurotisisme manusia menurun dan keramahannya meningkat.

Meski demikian, sebuah penelitian lain dari ilmuwan Denmark-Amerika Serikat (AS) Erik Erikson menyebut mereka yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki perang psikologis antara integritas dan rasa putus asa.

Dia menyebut usia senja adalah tahap terakhir dari teori delapan tahap perkembangan hidup yang dikemukakannya.

Dilansir dari ScienceFocus, Erikson menjelaskan bahwa orang tua memandang hidup mereka dengan kekecewaan dan penyesalan, maka keputusasaan akan menang, sehingga memicu kepahitan dan membuatnya menjadi sosok yang galak serta pemarah.

Sebaliknya, orang tua yang menyadari bahwa mereka melakukan yang terbaik yang mereka bisa dan melihat hidup mereka dengan penerimaan dan penuh makna, maka mereka menghindari kepahitan dan malah menikmati perasaan kebijaksanaan.

(lom/arh)



[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com