Jakarta, CNN Indonesia —
Plt Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD membantah tudingan Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) tak ada gunanya karena dikaitkan dengan kasus base transceiver station (BTS) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
Menurutnya, dua infrastruktur ini adalah dua entitas yang berbeda.
“Saya ingin membantah pendapat yang mengatakan SATRIA-1 tidak ada gunanya karena jaringan di Bumi itu tidak bisa tersedia berhubung adanya kasus BTS 4G yang sekarang ditangani oleh Kejaksaan Agung,” ujar Mahfud dalam sebuah keterangan, Senin (19/6).
Hal itu dikatakan terkait operasional Satelit Satria yang membutuhkan dukungan jaringan di daratan atau Stasiun Bumi.
Proyek Strategis Nasional (PSN) itu direncanakan punya ground segment di 11 lokasi, yakni di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Sementara, proyek jaringan BTS di BAKTI Kominfo terdeteksi banyak yang tak berfungsi.
Kasus itu sendiri tengah tersandung kasus korupsi dengan kerugian negara sekitar Rp8 triliun. Menkominfo Johnny G Plate dan Dirut BAKTI Anang Achmad Latief pun jadi tersangka.
Beberapa waktu lalu Mahfud mengungkap pengelola proyek mengaku sudah mendirikan 1.100 dari target 4.200 menara BTS, per Maret 2022. Setelah dicek langsung, hanya ada 958 menara BTS.
Penegak hukum lantas memeriksa kelayakan 958 menara tersebut dengan mengecek delapan sebagai sampel. Menara-menara itu pun tidak ada yang berfungsi baik.
“Dari 958 [menara BRTS] itu, tidak diketahui apakah itu benar bisa digunakan atau tidak karena sesudah diambil delapan sampel dan itu semuanya itu tidak ada yang berfungsi sesuai dengan spesifikasi,” kata Mahfud, di Jakarta, Senin (22/5).
Layanan untuk kantor
Mahfud menyatakan SATRIA-1 tidak berhubungan dengan BTS 4G BAKTI karena masing-masing proyek berdiri sendiri. Satelit ini sendiri fokus untuk layanan internet di kantor-kantor pemerintah.
“Sekali lagi saya tegaskan ini tidak ada hubungannya dengan kasus BTS 4G karena ini merupakan proyek tersendiri untuk memberikan layanan publik di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil,” ujar dia.
“Terutama itu tadi, untuk sekolah, rumah sakit, untuk kantor-kantor pemerintah di tempat terpencil, kemudian untuk pos-pos TNI dan POLRI di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal,” tuturnya.
Satelit SATRIA-1 sukses meluncur ke antariksa pada Minggu (18/6) sore waktu Amerika Serikat (AS) atau Senin (19/6) pagi waktu Indonesia.
“Satelit Republik Indonesia 1 meluncur ke angkasa pukul 05:21 WIB atau hari Minggu pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat, dengan roket Falcon 9 milik SpaceX,” kicau Jokowi di akun Twitternya, Senin (19/6).
Jokowi menjelaskan satelit ini akan bergerak ke orbitnya yang terletak di atas langit Papua. Nantinya, satelit ini akan membantu pemerataan infrastruktur digital untuk layanan publik.
“Menempati orbit 146°BT di atas Papua, SATRIA-1 untuk pemerataan infrastruktur digital di pusat layanan publik kita,” kicaunya.
(lom/arh)
Sumber: www.cnnindonesia.com