Jakarta, CNN Indonesia —
Lubang hitam berukuran ‘monster’ diduga jadi biang keladi percepatan perluasan Semesta. Bagaimana caranya?
Para astronom menemukan petunjuk lubang hitam raksasa yang berada di jantung mayoritas galaksi besar mungkin menjadi sumber energi gelap (dark energy).
Melansir LiveScience, hal itu mereka temukan setelah membandingkan lubang hitam raksasa di sepanjang sembilan miliar tahun sejarah kosmik.
Dark energy sendiri merupakan kekuatan misterius yang menyusun 68 persen semesta yang telah diketahui dan menyebabkan ekspansinya.
Studi perbandingan itu telah dipublikasikan di Astrophyisical Journal dengan judul A Preferential Growth Channel for Supermassive Black Holes in Elliptical Galaxies at z ≲ 2.
“Jika teori ini benar, maka ini akan merevolusi seluruh kosmologi karena pada akhirnya kita mendapatkan solusi dan asal-usul energi gelap yang telah membingungkan ahli kosmologi dan fisikawan teoretis selama 20 tahun,” tulis salah satu penyusun studi ini, Chris Pearson yang juga astrofisikawan di Rutherford Appleton Laboratory (RAL).
Teori Big Bang, yang dianggap sebagai yang paling valid dalam hal penciptaan alam, menyebut semesta bermula dari ledakan besar dari titik amat kecil. Alam semesta lantas mengembang secara cepat untuk kemudian secara bertahap kecepatannya berkurang.
Selama satu abad terakhir, para astronom malah menemukan Semesta berekspansi lebih cepat dari yang sebelumnya.
Hal tersebut terbilang mengejutkan lantaran gravitasi diprediksi akan perlahan meremukkan kosmos bersama di dalam peristiwa yang disebut dengan Big Crunch.
Untuk melawan hal itu, diperlukan sebuah gravitasi penetral yang mendorong semua benda di semesta agar lebih menjauh. Para astronom menamakan gravitasi penetral itu sebagai energi gelap.
Energi gelap itu harus tersedia dalam jumlah yang luar biasa agar bisa menjadi penetral yang menyusun sebagian besar alam semesta. Sayangnya hingga saat ini, energi gelap itu tidak terlihat di mana pun.
Namun studi terbaru sepertinya mulai menemukan petunjuk tentang fenomena tersebut. Para pakar membandingkan masa dua lubang hitam yang ada di pusat dua galaksi.
Salah satu lubang hitam itu masih berusia muda dan terpencil, dengan cahaya yang sampai ke Bumi berasal dari sembilan miliar tahun di masa lalu. Sementara, satu lubang hitam berusia lebih tua dan hanya beberapa juta tahun cahaya dari Bumi.
Hasilnya, para astronom menemukan lubang hitam raksasa telah mengembang hingga tujuh sampai 20 kali lebih besar daripada ukuran semula.
Hal tersebut tidak dapat dijelaskan hanya dengan teori sederhana yang menyebut lubang hitam menelan bintang-bintang atau saling bertubrukan dan bergabung.
Karena itu, para pakar mengajukan hipotesis bahwa lubang hitam bertumbuh sejalan dengan Semesta. Mereka berhasil menghindari kekuatan yang penangkap cahaya dan penghancur bintang-bintang yang ada di intinya, lewat sesuatu yang disebut energi vakum.
Energi vakum itu juga membuat lubang hitam itu melebar ke luar dan entah kenapa menyeret seluruh jalinan kosmos bersama mereka.
“Hal ini terbilang mengejutkan. Kami mulai mengamati cara lubang hitam berkembang dan mungkin menemukan jawabannya di dalam salah satu masalah terbesar di kosmologi,” kata salah satu penulis studi lainnya, David Clements, astrofisikawan dari Imperial College London.
Jika benar ada energi ekspansif di dalam inti lubang hitam, maka ia akan memecahkan teka-teki lama yang dihadapi teori relativitas Albert Einstein. Pertama, ia akan menjelaskan bagaimana Semesta tidak saling bertabrakan karena tarikan gravitasi.
Kedua, itu akan menghilangkan kebutuhan terhadap singularitas (kondisi gravitasi maha raksasa di mana hukum fisika runtuh) untuk menjelaskan cara kerja inti gelap lubang hitam.
(lth)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com