Indeks

Lelang Frekuensi 5G Digelar 2023, XL Harap Harganya ‘Reasonable’

Sebanyak 17 titik di Bali bakal mendapat sinyal 5G XL Axiata selama gelaran G20. Apa bedanya dengan jaringan lain?

Jakarta, CNN Indonesia

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini meminta harga patok pada lelang frekuensi untuk jaringan 5G tahun depan tak terlalu mahal.

“Kita harapkan dari pemerintah adalah bahwa harganya itu bisa reasonable. Karena kalau patok harganya awalnya mahal, tentu sulit buat kita untuk menggelar jaringan 5G,” kata dia, usai acara Launching Sisternet Festival Webinar Pintar 2022 di Jakarta, Jumat (9/12).

Sebelumnya, Direktur Penataan Sumber Dyaa SDPPI Kominfo Denny Setiawan menyebut frekuensi 700 MHz bekas TV analog akan dilelang tahun depan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Di Q1 2023 insya Allah bapak ibu, kita bisa release 700 MHz. Jadi, nanti 5G bisa masuk ke pedesaan,” ujarnya di acara Digital Telco Outlook, Jakarta, Selasa (6/12).

Selain frekuensi 700 MHz, Denny menyebut jaringan frekuensi 3,5 GHz dan 26 GHz kemungkinan juga akan dirilis pada 2023.

“Insyaallah mudah-mudahan 3,5 GHz dan 26 GHz ya. Belum tahu, tapi tahun 2023 untuk 5G operator kan harus lengkap kan coverage band, capacity band, dan mmwave,” terangnya.

Menanggapi kabar tersebut, Dian mengaku pihaknya sangat berminat untuk mengikuti lelang. Hal ini dikarenakan spektrum adalah modal untuk perusahaan telekomunikasi.

“Kalau ada tender sangat berminat untuk turut serta. Karena kalau spektrum itu modal yang luar biasa untuk operator telekomunikasi. Jadi kalau kita sangat menyambut baik dengan dibukanya tender ini,” tuturnya.

Meski demikian, Dian meminta agar harga yang dipatok tidak terlalu mahal. Pasalnya, investasi 5G itu sangat mahal dan tidak hanya membutuhkan spektrum.

“Selain spektrum, jaringan 5G itu luar biasa mahal. Apalagi spektrumnya adalah spektrum frekuensi tinggi yang nanti memerlukan site to site distance-nya itu pendek, deketan. Jadi kalau site to site distance-nya deket, artinya jumlah tower atau pole yang kita perlukan harus jauh lebih banyak daripada 4G,” tuturnya.

“Jadi udah kebayang investasi yang harus kita tanamkan untuk 5G itu luar biasa,” tambahnya.

Menurut Dian, di negara lain yang jaringan 5G-nya sudah mapan, pelaksanaan jaringan generasi kelima ini kebanyakan dilakukan dengan sistem sharing network. Sehingga menurutnya, cukup beralasan jika pelaksanaan 5G di tanah air juga memakai metode serupa.

“5G itu kalau kita lihat dari market yang lebih mature, itu kebanyakan dilakukan secara sharing network-nya. Kebetulan kan kita omnibus law sudah meng-allow untuk sharing. Menurut saya, sangat reasonable sekali kalau nanti pada saat kita pembangunan 5G itu, para operator ini bekerja sama,” katanya.

(lom/arh)



[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com

Exit mobile version