Kominfo Ungkap Jangkauan Layanan Satelit SATRIA-1

Survei mengungkap 60 jutaan warga belum tersentuh internet. Simak rincian wilayah yang paling miskin sinyal.

Jakarta, CNN Indonesia

Satelit Republik Indonesia (SATRIA) secara bertahap akan melayani hingga 50 ribu titik kantor-kantor pemerintah yang ada di daerah pelosok.

Dikutip dari siaran persnya, kajian Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2018 mengungkap ada kebutuhan akses internet 1 Mbps untuk 150 ribu titik layanan publik pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

“Setiap tahunnya kebutuhan dari setiap titik tadi layanan 150 ribu itu terus meningkat. Jika dalam desain awal 2018 setiap titik memerlukan 1 Mbps, kini bisa menjadi 4 Mbps,” kata Kepala Divisi Satelit Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo dan Juru Bicara BAKTI untuk SATRIA Sri Sanggrama Aradea, dalam keterangan tertulis.

“Oleh karena itu, kami secara bertahap menyediakan akses Very Small Aperture Terminal (VSAT) untuk 30 ribu sampai 50 ribu titik layanan publik agar bisa memanfaatkan layanan SATRIA-1,” lanjut dia.

Sri menyatakan Kominfo akan menyesuaikan kapasitas layanan dengan kebutuhan serta memantau penyediaan akses internet oleh pihak swasta agar mengetahui kebutuhan kapasitas terkini.

“Dulu kebutuhannnya 1 Mbps, sekarang kalau kita pakai handphone saja membutuhkan minimum 5 Mbps untuk apapun itu.”

“Saat ini perkembangan terestrial yang seperti fiber optik dari BTS cukup masif dari operator operator lain sehingga pemerintah memutuskan apakah pemerintah turun tangan lagi untuk membuat satelit berikutnya?” lanjut dia.

Jika fokusnya ke kantor-kantor pemerintah, apakah warga bisa ikut menikmati?

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong menyatakan layanan internet SATRIA-1 ini masih bisa dinikmati masyarakat umum. Caranya adalah dengan menumpang alias nebeng layanan Wi-Fi di kantor-kantor tersebut.

“Masyarakat nanti bisa menikmati [layanan internet gratis]. Ini kan dipancarluaskan oleh Wi-Fi, jadi masyarakat mungkin yang mau menggunakan internet bisa saja merapat ke sekolah, ke kantor-kantor TNI, syukur-syukur bisa menjangkau rumah-rumah mereka,” kata dia, beberapa waktu lalu.

Aset pemerintah

Sri, yang juga Kepala Divisi Satelit BAKTI Kominfo itu, mnegungkap Hot Backup Satellite juga tengah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan satelit internet nasional.

“Saat ini untuk backup satellite kita masih ada proses konstruksi kebetulan di Boeing Los Angeles. Sudah kurang lebih 85 persen untuk secara fisik dan rencana peluncuran targetnya di bulan Oktober 2023,” jelasnya.

SATRIA-1 merupakan milik Pemerintah namun akan dikelola oleh PT Satelit Nusantara Tiga dengan mekanisme build, operation and transfer (BOT). Setelah 15 tahun, asetnya akan diambil alih Pemerintah.

“Satelit menjadi salah satu solusi utama mempercepat penghapusan digital divide atau gap akses internet yang dirasakan di kota dengan yang dirasakan di pulau-pulau terluar dan terjauh,” tandas Sri.

Peluncuran SATRIA-1 ini sudah berlangsung dari Cape Canaveral Space Force Station, Orlando, Florida, AS, Senin (19/6) pukul 05.21 WIB WIB. Pelepasannya ke orbit dilakukan pada 05.59 WIB.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)





Sumber: www.cnnindonesia.com