Kesenjangan di Dunia Digital Terungkap, Baru Diisi 20 Persen Perempuan

Kemenparekraf mengungkap baru 2 dari 10 perempuan yang mendalami bidang Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika (STEM).

Jakarta, CNN Indonesia

Pemerintah menyebut baru sedikit perempuan yang mendalami bidang Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika (STEM) dibanding laki-laki.

“Masih ada stereotype yang ada di dunia digital ini rata-rata laki-laki. Bahkan ada studi yang menyatakan bahwa yang mendalami industri sains, teknologi, engineering, dan matematika dua dari 10 itu perempuan. Jadi cuma dua, artinya masih kecil sekali, hanya 20 persen,” kata Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Yuana Rochma Astuti dalam acara Peluncuran SheHacks 2023 Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di Jakarta, Jumat (14/4).

“Itu yang perlu ditambahkan,” imbuhnya.

Selain itu, menurutnya, gap atau kesenjangan talenta digital, alias orang-orang yang berurusan dengan dunia digital, Indonesia masih tinggi secara keseluruhan.

“Apalagi sekarang ini talenta digital Indonesia gapnya masih tinggi, kebutuhan secara general, bukan ngomong gender. Kebutuhannya 9 juta sampai tahun 2024. Per tahun itu butuhnya 600 ribu, pemerintah hanya sanggup suplai sekitar 400 ribu. Sisanya masih ada gap, perempuannya juga masih sedikit,” tuturnya.

Dikutip dari data Catalyst, pada 2021, hanya 28 persen perempuan yang menjadi dewan direksi di industri teknologi informasi. Angka tersebut mengalami peningkatan sedikit dari tahun sebelumnya yang hanya 21 persen.

Dalam acara yang sama, President Director and CEO IOH Vikram Sinha menyebut perempuan adalah bagian dari pelaku utama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.

Alhasil, kata dia, mereka perlu mendapat dukungan salah satunya lewat digitalisasi. Pasalnya, 64 persen UMKM tanah air diproyeksikan akan go digital pada 2027.

“Perempuan adalah pelaku utama UMKM di Indonesia. Sangat penting untuk mendukung mereka melalui keunggulan teknologi digital yang inklusif, karena diproyeksikan 64 persen UMKM akan go digital pada tahun 2027,” katanya.

“Akses digital yang setara bagi perempuan perlu diupayakan secara kolaboratif untuk dampak yang lebih besar,” tambahnya.

Maka dari itu, Indosat mengadakan program SheHacks 2023 sebagai upaya untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut.

SheHacks 2023 menghadirkan tiga program yaitu SheHacks Innovate, SheHacks Impact, dan She(Hacks) Improve.

SheHacks Innovate merupakan workshop offline dua hari untuk membantu wirausahawan pemula memecahkan masalah dan mengembangkan inovasi yang berfokus pada pelanggan. Indosat bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia untuk program tersebut.

Sementara, SheHacks Impact merupakan program selama enam bulan bagi para pendiri startup yang meluncurkan produk dalam kategori MVP (minimum variable product) stage untuk dapat ditingkatkan.

Sedangkan program She(Hacks) Improve disebut memberikan akses kepada peserta untuk dapat menggunakan berbagai video pembelajaran yang mencakup pengetahuan yang perlu diketahui oleh mereka demi mengembangkan usaha yang dijalankan.

Sejak diluncurkan pada 2020, program SheHacks telah menerima lebih dari 1.300 proposal dan berhasil memberdayakan lebih dari 8.600 perempuan di bidang teknologi di seluruh Indonesia. Dalam program ini terdapat serangkaian sesi inkubasi, pelatihan, serta bootcamp dan mentoring.

(lom/arh)






Sumber: www.cnnindonesia.com