Kepala BMKG Perempuan Pertama ‘Nyalon’ Presiden WMO, Cek 4 Misinya

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyebut Megawati Soekarnoputri sering mengingatkan untuk belajar kegempaan ke China.

Jakarta, CNN Indonesia

Dicalonkan sebagai Presiden World Meteorological Organization (WMO) periode 2023-2027, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjadi satu-satunya perempuan di posisi tersebut. Apa visi-misinya?

Ia, yang merupakan mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, memaparkan fokusnya jika terpilih menjadi pemimpin Organisasi Meteorologi Dunia itu.

“Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi salah satu isu prioritas yang harus menjadi perhatian semua negara tanpa terkecuali,” ungkap Dwikorita, Senin (15/5) dikutip dari Antara.

Menurutnya, dampak perubahan iklim menjadi ancaman bagi ketersediaan sumber daya air, ketahanan pangan, keselamatan dari bencana hidrometeorologi serta kesejahteraan seluruh umat manusia di dunia.

Visi dan misinya pun diungkap dalam Resepsi Diplomatik di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura. Visi yang diusungnya adalah “Mewujudkan Cuaca-Iklim dan Samudra untuk Kesejahteraan Bersama dan Ketangguhan Masyarakat Dunia.”

Sementara, misinya terdiri dari empat poin. Pertama, terus memperkuat Global Basic Observing Network (GBON), dengan mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan infrastruktur di Negara-negara Anggota.

Khususnya, untuk pengamatan sistem kebumian yang berkualitas. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas dan aksesibilitas data dan informasi cuaca, iklim, air, dan layanan lingkungan lainnya, yang “disampaikan secara otoritatif (tepat waktu, andal, dan akurat), dapat diakses, berorientasi pada pengguna, dan sesuai dengan tujuan.”

Kedua, terus memperkuat dan atau mempercepat pengembangan peringatan dini untuk semua (Early Warning for All).

Ketiga, terus memfasilitasi kemitraan dan kolaborasi untuk mobilisasi sumber daya, guna mendukung pengembangan infrastruktur dan kapasitas negara-negara anggota diantaranya dengan meningkatkan capaian Program SOFF (Systematic Observations Financing Facility).

Keempat, terus mendorong pengembangan teknologi tepat guna dengan memperhatikan pengetahuan, teknologi, dan/atau kearifan lokal/adat. Tujuannya untuk mendukung peringatan dini dan aksi dini di Negara Berkembang dan Negara Berkembang Kepulauan Kecil (Small Island Developing States/SIDS).

Dwikorita sendiri dicalonkan sebagai Presiden WMO periode 2023-2027. Pencalonan itu, menurut keterangan BMKG, membuat Dwikorita menjadi perempuan pertama sebagai kandidat Presiden WMO dalam sejarah.

Pidato pencalonan Profesor Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana ini di kursi Presiden WMO sempat dilakukan di acara Resepsi Diplomatik dengan Duta Besar dan Perwakilan dari negara-negara kawasan Afrika, di Kantor BMKG, Jakarta (15/3).

Pemilihan Presiden WMO periode 2023-2027 akan dilaksanakan pada sidang the Nineteenth World Meteorological Congress (CG-19), 22 Mei-2 Juni.

Presiden WMO dipilih berdasarkan suara terbanyak oleh Anggota WMO yang terdiri dari 197 negara dan enam teritori.

Sejauh ini, situs WMO masih mencantumkan dua kandidat di posisi presiden, yakni petahana Gerhard Adrian dari Jerman dan Louis W. Uccellini, mantan Direktur National Weather Service (NWS) AS.

[Gambas:Instagram]

(Antara/arh)





Sumber: www.cnnindonesia.com