Tiga ahli geologi meragukan gempa Cianjur berkekuatan magnitudo M5,6 pada Senin (21/11) bersumber dari Sesar Cimandiri meski Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan sebaliknya.
Sebelumnya, Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut sesar Cimandiri bertanggung jawab atas terjadinya gempa.
“Jadi gempa yang terjadi ini gempa tektonik yang pusat gempanya posisinya dan kedalaman gempa serta kekuatanya berada pada patahan cimandiri,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Senin (21/11).
Dihubungi terpisah, Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (FTG Unpad) Dicky Muslim menyebut episenter gempa tidak di sesar Cimandiri.
“Kalau dari peta yang dirilis dari badan geologi itu titik gempa atau episenternya itu tidak di sesar Cimandiri, jadi masih diragukan sesar Cimandiri,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/11).
Menurut Dicky, ada kemungkinan sesar penyebab dari gempa ini masih belum pernah diteliti, sehingga dibutuhkan penelitian terbaru di wilayah kegempaan tersebut.
“Mungkin masih bagian dari rangkaian Cimandiri, tapi dengan sistem yang agak berbeda,” tuturnya.
“Kalau dilihat dari karakternya, jarang kami menemukan, bahkan terjadi gempa susulan yang begitu banyak. Harus ada penelitian lagi di wilayah ini,” lanjutnya.
Senada, peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Amien Widodo menyebut letak sesar Cimandiri berada jauh di sebelah utara dari titik gempa, sehingga dipastikan bukan menjadi penyebab gempa Cianjur.
“Namun, letak sesar yang berada jauh di sebelah utara tempat kejadian dipastikan bukan penyebab dari gempa Cianjur ini,” ujar Amien pada Selasa (22/11), seperti dikutip situs ITS.
Senada, Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad Ismawan juga meragukan sesar Cimandiri adalah dalang dari gempa Cianjur.
“Yang jelas, saya yakin ini bukan bagian dari sesar Cimandiri, meskipun arahnya sama,” katanya dikutip dari laman Unpad, Selasa (22/11).
Sama dengan Amien, Ismawan mengatakan kawasan Cugenang yang menjadi titik pusat gempa Cianjur berjarak sekitar 10 kilometer di sebelah utara jalur patahan Cimandiri. Sementara, jalur sesar Cimandiri sendiri bermula dari Pelabuhan ratu lalu membentang ke arah timur dan berbelok ke utara di sekitar kawasan episentrum gempa.
Dengan demikian, Ismawan menyimpulkan kemungkinan gempa ini diakibatkan oleh pergerakan sesar baru yang belum banyak diketahui orang. Sesar yang belum banyak diketahui ini bisa dikarenakan jejak-jejak pelurusan sesar tersebut tertutupi oleh beberapa faktor.
Kemudian jika melihat lokasi episentrum yang berada dekat dengan Gunung Gede, maka kemungkinan jejak-jejak sesar tersebut tertutupi oleh endapan gunung api.
“Ini dimungkinkan karena kalau sesar lama biasanya ada jejak-jejak pelurusan yang menunjukkan bahwa di situ ada sesar. Di sana karena batuan vulkanik, jejak pelurusannya itu kelihatan tidak ada,” terang Ismawan.
[Gambas:Video CNN]
(lom/lth)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com