Jakarta, CNN Indonesia —
Paus kerap ditemukan terdampar dan meninggal di tepi pantai tiap tahunnya, termasuk di perairan RI. Apa penyebab mereka tersesat di pantai?
Kasus terakhir paus terdampar di Indonesia adalah yang menimpa seekor paus sperma. Mulanya, ia terdampar di Pantai Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali.
Beranjak dari lokasi itu, satwa jenis cetacea ini kembali terdampar di Pantai Yeh Malet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (5/4) sekitar pukul 13.30 WITA. Paus sperma itu kemudian ditemukan meninggal.
Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Permana Yudiarso mengatakan pihaknya masih belum mengetahui penyebab terdamparnya paus itu.
“Tadi pagi sudah terlihat seperti sekarat, hanya masih bisa didorong ombak ke arah timur. Untuk penyebab kematian belum diketahui,” ujarnya.
Sebelumnya, Permana sempat mengungkap sejumlah penyebab mengatakan sejumlah penyebab kematian mamalia di wilayahnya.
Pertama, diburu hewan lain. Kedua, diduga karena pencernaan mamalia itu terkontaminasi plastik. Ketiga bisa karena terjerat jaring nelayan akhirnya luka dan mati. Keempat, karena pencemaran air laut.
Berdasarkan kasus-kasus lainnya di dunia, ada sejumlah alasan paus, yang memanfaatkan medan magnet Bumi sebagai navigasi untuk menentukan habitat yang sesuai, bisa terdampar di pantai.
Berikut rinciannya, seperti dikutip dari National Geographic:
Topografi
Topografi atau bentuk pesisir dan daerah pasang surut membuat beberapa daerah menjadi perangkap mamalia laut. Terdampar massal sering terjadi di tempat-tempat seperti Farewell Spit di Selandia Baru, garis pantai Laut Utara, dan Cape Cod di Amerika Serikat bagian timur.
Nick Davison, tim koordinator penyelamatan hewan terdampar di Scottish Marine Animal Stranding Schemeu, menjelaskan wilayah ini terlalu dangkal bagi paus untuk bernavigasi, mengingat kemampuan ekolokasi dirancang untuk wilayah air dalam.
Selain itu, selama siklus pasang surut, air dapat surut beberapa kilometer hanya dalam beberapa menit, yang berarti beberapa hewan laut dapat tertangkap tanpa sempat pindah ke laut dalam.
Daren Grover dari Project Jonah menjelaskan bahwa jika hewan tidak menyadari bahwa mereka bergerak ke perairan yang lebih dangkal, hal itu dapat menyebabkan masalah saat air pasang berubah.
“Airnya akan turun begitu saja. Mereka dibiarkan tinggi dan kering,” ujarnya.
Penyebab alami
Dan Jarvis, petugas penyelamatan hewan di British Divers Marine Life Rescue, menyebutkan seekor paus yang terdampar bisa sakit atau terluka, pikun, tersesat, tidak dapat makan, atau mengalami gangguan kesehatan.
Hewan yang lemah ini mungkin hanyut mengikuti arus sampai mereka dibawa ke darat, sedangkan hewan yang mengalami disorientasi arah dapat secara tidak sengaja mengembara ke perairan yang lebih dangkal.
Aktivitas berburu makanan juga dapat mendorong hewan dengan sendirinya mendekati pantai. Ini berlaku untuk pemangsa maupun mangsa.
Grover mengatakan kadang-kadang paus bisa salah perhitungan dan harus menunggu sampai gelombang yang cukup besar menghanyutkan mereka kembali ke laut.
Ulah manusia di halaman berikutnya…
Ulah Manusia Hingga Salah Evakuasi
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
Sumber: www.cnnindonesia.com