Jakarta, CNN Indonesia —
Warganet berdebat soal tenggang rasa dari kelompok yang lebih dulu menggelar Idulfitri 1444 H serta kaitannya dengan penggunaan fasilitas umum (fasilum) untuk Salat Id. Simak keseruannya berikut.
Sebelumnya, Muhammadiyah bakal menyelenggarakan Idulfitri pada Jumat (21/4). Sementara, Pemerintah, dan juga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masih menanti hilal lewat pengamatan pada Kamis (20/4).
Meski begitu, prakiraan dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional mengungkap hilal (penampakan Bulan) pada Kamis (20/4) masih di bawah kriteria kesepakatan Menteri-menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, Singapura (MABIMS).
Sebenarnya perbedaan tanggal Idulfitri itu sudah terjadi sejak lama. Masalahnya, kali ini yang bikin panas berupa penolakan izin penggunaan fasilitas lapangan untuk Salat Id 21 April ditolak oleh Pemda Pekalongan dan Sukabumi.
Namun demikian, izin itu turun usai muncul seruan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menko Polhukam Mahfud MD untuk mengizinkan penggunaan fasilitas bagi salat Id 21 April.
Di tengah-tengah polemik itu, Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Australia dan Selandia Baru Nadirsyah Hosen menyebut warga yang Salat Id lebih dahulu dari tanggal yang ditetapkan Pemerintah lebih baik “menggunakan fasilitas sendiri.”
“Dlm fiqh, lebaran itu ikut keputusan pemerintah. Secara aturan bermasyarakat, Pemerintah gak boleh melarang yg lebarannya berbeda. Tapi yg berbeda jg harus bertenggang rasa. Pakai fasilitas sendiri aja. Jgn pakai fasilitas publik atau milik pemerintah. Gampang kan toleransi itu,” tulis Nadirsyah.
Dlm fiqh, lebaran itu ikut keputusan pemerintah. Secara aturan bermasyarakat, Pemerintah gak boleh melarang yg lebarannya berbeda. Tapi yg berbeda jg harus bertenggang rasa. Pakai fasilitas sendiri aja. Jgn pakai fasilitas publik atau milik pemerintah. Gampang kan toleransi itu👍
— Khazanah GNH (@na_dirs) April 17, 2023
“Masih ada yg belum paham soal lebaran boleh berbeda tapi tetap harus bertenggang rasa. Bukan cuma soal lapangan solat ied, tapi jg takbiran dan makan opor ayam. Bertenggang rasa krn masih ada yg lebarannya baru besok. Ini kalau lebarannya beda lho. Tunggu putusan sidang itsbat,” lanjutnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tenggang rasa diartikan sebagai “sikap dapat (ikut) menghargai dan menghormati perasaan orang lain.”
Twit Nadirsyah itu lalu dibalas oleh kicauan putri mendiang mantan Ketua Umum PBNU Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid. Lewat akun twitternya @AlissaWahid, ia mengungkapkan yang justru harus bertenggangrasa adalah mereka yang ikut Idulfitri versi Pemerintah.
“Gus, maaf. Tenggangrasa tidak bisa kita minta kepada orang lain. Tenggangrasa itu urusan kita KEPADA pihak lain. Alih² meminta kawan² yg beridulfitri tgl 21 utk bertenggangrasa kepada yg sesuai dg Pemerintah, kita justru harus meminta diri kita bertenggangrasa kepada mereka.”
Gus, maaf. Tenggangrasa tidak bisa kita minta kepada orang lain. Tenggangrasa itu urusan kita KEPADA pihak lain.
Alih² meminta kawan² yg beridulfitri tgl 21 utk bertenggangrasa kepada yg sesuai dg Pemerintah, kita justru harus meminta diri kita bertenggangrasa kepada mereka. https://t.co/iSSgDpsbPS
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) April 17, 2023
Twit dari Alissa Wahid kemudian dibalas kembali oleh Nadirsyah.
“Ning @AlissaWahid, Hadratus Syekh pernah menegur menantunya ahli hisab yg lebaran duluan tapi demonstratif dg ajak takbiran warga padahal keputusan pemerintah berbeda. Tenggang rasa berbalut kaidah fiqh ya begini. Beda dg kajian psikologis. Sila lanjut berbeda tapi ya harus paham,” kicaunya.
Menanggapi hal itu, Alissa menyebut, “Bagi saya, teguran Hadratussyaikh adalah pada demonstratif mengajak takbiran, krn itu bisa diinterpretasi provokatif. Bukan sekadar taat Pemerintah-nya, bukan sholat ied-nya. Tapi kasus saat ini sholat Id. Di sini kita berbeda. Cukup sampai di sini nggih Gus.”
Bagi saya, teguran Hadratussyaikh adalah pada demonstratif mengajak takbiran, krn itu bisa diinterpretasi provokatif. Bukan sekadar taat Pemerintah-nya, bukan sholat ied-nya.
Tapi kasus saat ini sholat Id.
Di sini kita berbeda.
Cukup sampai di sini nggih Gus. https://t.co/qk1Oirvqd2
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) April 18, 2023
Diskusi kedua figur tersebut mendapat sorotan warganet.
“Setuju mba ning nyai, saya tidak tahu no sepatu ybs, tapi memaksakan orang lain memakai sepatu yg HANYA anda suka sangatlah tidak bijak. Kenapa kita tidak mencoba memposisikan kaki kita pada sepatu orang lain, kalau kata almarhum Gus Dur, ” gitu aja kok repot…,” kicau akun @firvan717.
Setuju mba ning nyai, saya tidak tahu no sepatu ybs, tapi memaksakan orang lain memakai sepatu yg HANYA anda suka sangatlah tidak bijak.
Kenapa kita tidak mencoba memposisikan kaki kita pada sepatu orang lain, kalau kata almarhum Gus Dur, ” gitu aja kok repot… “.
— Firvan (@firvan717) April 17, 2023
Sementara itu, akun @dbrahmantyo menilai logika yang dipakai soal tenggang rasa “aneh.”
“Lagipula aneh banget kalo logikanya begitu. Lha wong fasilum itu kan juga ada karena uang pajak yang dibayarkan oleh warga yang mau beribadah salat id tanggal 21 April. Kalo pake logika begitu, warga minoritas agama tertentu masa ga boleh bangun rumah ibadahnya(?)”
Lagipula aneh banget kalo logikanya begitu. Lha wong fasilum itu kan juga ada karena uang pajak yang dibayarkan oleh warga yang mau beribadah salat id tanggal 21 April.
Kalo pake logika begitu, warga minoritas agama tertentu masa ga boleh bangun rumah ibadahnya(?)
— danasmoro🍍 (@dbrahmantyo) April 17, 2023
Warganet dengan akun @Sri_nuryantiK juga mengatakan seharusnya tidak perlu ada yang diperdebatkan soal perbedaan Idulfitri.
“Aku sama suami lebaran beda sudah biasa g masalah dan sudah 10th lebih g pernah ribut. Silaturahmi dan salam salamamnya bisa d atur. Gitunaja repot. Taun ini suami lebaran tgl 21 tapi makam opornya tgl 22,”
Aku sama suami lebaran beda sudah biasa g masalah dan sudah 10th lebih g pernah ribut. Silaturahmi dan salam salamamnya bisa d atur. Gitunaja repot. Taun ini suami lebaran tgl 21 tapi makam opornya tgl 22 😀
— Sri Nuryanti (@Sri_nuryantiK) April 17, 2023
Senada dengan akun @Sri_nuryantiK, akun @zainokrana juga menyebut perbedaan Idulfitri sudah terjadi sejak lama dan “damai selalu”
“Dikampung sy insyaallah lebaran tgl 21, kami selalu tenggangrasa kalau lebaran duluan dengan tidak adanya takbir keliling cukup pemberitahuan via mushola mushola, dan ini sudah berlaku dari tahun tahun sebelumnya bila lebaran berbeda, dan tetap menjaga kerukunan dan damai selalu,”
Dikampung sy insyaallah lebaran tgl 21, kami selalu tenggangrasa kalau lebaran duluan dengan tidak adanya takbir keliling cukup pemberitahuan via mushola mushola, dan ini sudah berlaku dari tahun tahun sebelumnya bila lebaran berbeda, dan tetap menjaga kerukunan dan damai selalu
— Ramdani (@zainokrana) April 17, 2023
Akun lain @Elzafi89 pun menyebut perbedaan Idulfitri bukanlah hal baru.
“Gus saya orang NU sejak lahir, Lebaran berbeda bukan kali ini saja , dulu2 juga gitu , muhammadiyah pakai sholat ied di lapangan desa sementara orang NU masih berpuasa , semua juga baik2 saja , saling bantu saling jaga , ojo kagetan ojo gumunan ngendikane mbah yai arwani,”
Gus saya orang NU sejak lahir ,
Lebaran berbeda bukan kali ini saja , dulu2 juga gitu , muhammadiyah pakai sholat ied di lapangan desa sementara orang NU masih berpuasa , semua juga baik2 saja , saling bantu saling jaga , ojo kagetan ojo gumunan ngendikane mbah yai arwani
— namaku ‘AHMAD’ (@Elzafi89) April 17, 2023
Akun @ariharahap_ menilai salat Idulfitri di fasilitas umum tidak akan “mengganggu ibadah yang berpuasa”
“Tenggang rasa memang perlu, tapi di awal tadi anda menyinggung soal penggunaan fasilitas publik yg jelas sangat berbeda bos. Sholat id di lapangan ketika masih ada saudara se-Islam yg berpuasa saya rasa gak akan mengganggu ibadah yg berpuasa itu juga toh?
Tenggang rasa memang perlu, tapi di awal tadi anda menyinggung soal penggunaan fasilitas publik yg jelas sangat berbeda bos. Sholat id di lapangan ketika masih ada saudara se-Islam yg berpuasa saya rasa gak akan mengganggu ibadah yg berpuasa itu juga toh?
— Bayo Angin (@ariharahap__) April 17, 2023
(lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com