Ilmuwan Nazi Ikut Berjasa Bawa Amerika Serikat Injakkan Kaki di Bulan

Suhu Bulan bisa mencapai minus 240 derajat celsius pada malam hari. Bagaimana cara astronaut program Artemis bertahan?

Jakarta, CNN Indonesia

Misi luar angkasa rahasia Amerika Serikat (AS) disebut pernah mendapat bantuan dari ilmuwan Nazi.

Pada 1945, Joint Intelligence Objectives Agency, sebuah subkomite yang dibentuk oleh Komite Intelijen Gabungan dari Kepala Staf Gabungan, ditugaskan untuk mengambil ilmuwan, dokter, dan insinyur Jerman yang diidentifikasi sebagai intelektual penting bagi Reich Ketiga alias Adolf Hitler.

Dalam sebuah wawancara pada 2014, wartawan Annie Jacobsen menyatakan bahwa hal ini dipicu oleh kekhawatiran Sekutu atas potensi persenjataan Hitler.

“Musim gugur tahun 1944, tepat setelah pendaratan Normandia, tersebar di antara pasukan Sekutu adalah unit-unit kecil perwira intelijen ilmiah ini dan mereka bekerja untuk menemukan senjata biologis, senjata kimia, dan senjata atom Hitler,” kata Jacobsen, penulis buku “Operation Paperclip: Program Intelijen Rahasia untuk Membawa Ilmuwan Nazi ke Amerika.”

Para perwira intelijen ini akhirnya menemukan program senjata atom dan senjata biologi Hitler tidak semaju yang dikhawatirkan sebelumnya.

Persaingan teknologi AS-Soviet yang ditandai dengan Perlombaan Antariksa dan Perang Dingin juga akan berfungsi sebagai motivasi, dan pembenaran, untuk keberadaan Operasi Paperclip.

Selain menelusuri persenjataan Hitler, perekrutan ilmuwan Nazi oleh AS juga digunakan untuk menyukseskan misi luar angkasa mereka.

Seperti diberitakan Time, seorang insinyur roket Wernher von Braun menjadi satu di antara 120 ilmuwan Jerman yang terlibat dalam operasi Paperclip. Dirinya banyak terlibat dalam misi luar angkasa AS, terlebih karena persaingan AS-Soviet di bidang ini.

Begitu von-braun menetap di AS, kariernya melejit yang sebagian besar didorong oleh persaingan teknologi AS-Soviet yang kemudian berkembang menjadi Space Race.

Pada 1953, von-braun dan timnya mengembangkan rudal balistik pertama Amerika bernama Redstone yang dapat melontarkan hulu ledak nuklir hingga jarak 250 mil.

Kemudian, von-braun juga terlibat dalam sejumlah proyek lain seperti pengembangan Jupiter-C, versi modifikasi dari Redstone; dan meluncurkan satelit pertama Amerika Serikat, Explorer 1 pada 1958, setahun penuh setelah Soviet meluncurkan satelit pertama mereka, Sputnik 1.

Perburuan harta ilmiah ini memicu operasi Overcast yang kemudian berganti nama menjadi operasi Paperclip yang namanya diambil dari penjepit kertas yang dilampirkan pada file “kasus yang paling menyusahkan” ini.

Dilansir dari USA Today, AS tidak sendirian dalam upaya ini. Inggris, Prancis, dan terutama Uni Soviet juga berusaha merekrut para pakar ilmiah Jerman ini.

Persaingan teknologi AS-Soviet yang ditandai dengan Perlombaan Antariksa dan Perang Dingin juga akan berfungsi sebagai motivasi, dan pembenaran, untuk keberadaan Operasi Paperclip.

Selain menelusuri persenjataan Hitler, perekrutan ilmuwan Nazi oleh AS juga digunakan untuk menyukseskan misi luar angkasa mereka.

Seperti diberitakan Time, seorang insinyur roket Wernher von Braun menjadi satu di antara 120 ilmuwan Jerman yang terlibat dalam operasi Paperclip. Dirinya banyak terlibat dalam misi luar angkasa AS, terlebih karena persaingan AS-Soviet di bidang ini.

Begitu von-braun menetap di AS, kariernya melejit yang sebagian besar didorong oleh persaingan teknologi AS-Soviet yang kemudian berkembang menjadi Space Race.

Pada 1953, von-braun dan timnya mengembangkan rudal balistik pertama Amerika bernama Redstone yang dapat melontarkan hulu ledak nuklir hingga jarak 250 mil.

Kemudian, von-braun juga terlibat dalam sejumlah proyek lain seperti pengembangan Jupiter-C, versi modifikasi dari Redstone; dan meluncurkan satelit pertama Amerika Serikat, Explorer 1 pada 1958, setahun penuh setelah Soviet meluncurkan satelit pertama mereka, Sputnik 1.

Von-Braun kemudian menjadi Direktur Marshall Space Flight Center NASA. Ia berjasa mengembangkan roket Saturn V. Roket inilah yang membawa Neil Amstrong dan Buzz Aldrin menginjakkan kaki di Bulan.

Amstrong dan Aldrin melakukan itu dalam misi Apollo 11 tahun 1969. Von-Braun sendiri kemudian meninggal pada tahun 1977 dan dimakamkan di Virginia, Amerika Serikat. 

[Gambas:Video CNN]

(lom/lth)






Sumber: www.cnnindonesia.com