Hoaks Merajalela di Twitter usai Elon Musk dukung Partai Republik

Miliareder Elon Musk mengaku akan menggaet sejumlah aktivis HAM dan kelompok rentan untuk bergabung ke dewan moderasi konten Twitter.

Jakarta, CNN Indonesia

Sejumlah pakar khawatir hoaks membanjiri Twitter di tengah musim pemilu sela Amerika Serikat, usai Elon Musk mengungkapkan dukungannya untuk kandidat dari Partai Republik. Pemilu sela AS berlangsung pada Selasa (8/11) waktu setempat.

Para peneliti yang memelajari misinformasi saat pemilu mengungkapkan, ancaman, kata-kata kasar, dan rumor palsu soal kecurangan pemilu beredar jelang pemilu sela AS. Pemilu itu sendiri akan menentukan kontrol di Kongres untuk dua tahun ke depan.

Beberapa narasi yang menyebar termasuk klaim palsu bawah penundaan penghitungan pemilu berkaitan dengan kecurangan. Selain itu, wabah penyakit yang menyebar disebut sebagai ‘taktik menakutkan’ untuk memanipulasi pemilu.

Salah satu organisasi yang meneliti soal ini adalah Common Cause. Wakil Presiden Common Cause, Jesse Littlewood mengungkapkan Twitter butuh waktu lebih lama untuk memverifikasi keaslian sebuah informasi.

“Apa yang mengkhawatirkan dan relatif baru adalah Twitter membutuhkan waktu lebih lama daripada yang biasa untuk menilai apakah twit ini melanggar kebijakan mereka,” kata Littlewood.

Common Cause menduga, kelambanan itu berkaitan dengan pemecatan besar-besaran karyawan Twitter yang dilakukan Musk pasca-akuisisi. Sebuah twit yang ditandai pada Jumat masih berstatus “dalam kajian” hingga Senin sore.

Padahal biasanya, proses pengkajian itu hanya memakan waktu beberapa jam.

Littlewood mengungkapkan, misinformasi di Twitter yang menyebar masuk kategori mengkhawatirkan. Namun levelnya masih lebih rendah daripada saat 2022.

Akan tetapi hal itu tak menjadi alasan untuk rileks. Pasalnya, “Kami tahu disinformasi akan meningkat setelah hari pemilihan,” kata Littlewood.

Di saat yang sama, sejumlah teori konspirasi juga menyebar di Twitter serta media sosial lainnya. Salah satunya adalah soal masalah mesin pemungutan suara di daerah Maricopa, Arizona, dan Luzerne di Pennsylvania.

Malfungsi mesin-mesin itu dituding oleh salah satu komentator populer sebagai kesengajaan. Demikian diungkapkan Election Integrity Partnership, sebuah koalisi riset yang memelajari informasi pemilihan umum online.

Pihak daerah Maricopa sendiri mengatakan dalam video di Twitter bahwa isu tersebut tidak akan berdampak kepada penghitungan suara. Kotak suara pun akan dijaga dan dikunci untuk dihitung kemudian.

Hal berbeda dilakukan daerah Luzerne yang menambah jam pemungutan suara sebagai kompensasi terhadap menyebarnya isu tersebut. Kedua daerah tersebut merupakan salah dua dari 64 daerah yang berada dalam pantauan Departemen Kehakiman AS terkait pelanggaran hak memilih.

Beberapa konspirasi lain yang menyebar adalah soal Wi-Fi yang dicurigai terhubung ke mesin pemungutan suara. Klaim tersebut dikatakan tak berdasar namun sudah telanjur menyebar via media sosial Telegram.

Selain itu, istilah ‘cheating (curang)’ juga menjadi trending topic di Twitter tanpa ada penjelasan lebih lanjut. Sebelum PHK besar-besaran, Twitter sebetulnya punya bagian yang mengurasi trending topic dengan menambahkan konteksnya.

Namun tim itu telah di-PHK oleh Musk.

Musk sendiri telah mengungkapkan dukungannya kepada para kandidat dari Partai Republik untuk mengisi Kongres. Ia beralasan, hal itu untuk menjaga keseimbangan politik lantaran presiden sudah diisi Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.

“Pembagian kekuasaan menahan hal-hal buruk dari kedua partai. Untuk itu, saya merekomendasikan memilih anggota Kongres dari partai Republik karena untuk Presidensi sudah diisi Partai Demokrat,” kata Musk pada Senin (7/11) waktu setempat lewat akun Twitternya.

Akan tetapi, pakar Kyle Kondik dari University of Virginia Center for Politics mengatakan, kata-kata Musk itu tidak akan berpengaruh banyak kepada para pemilih.

“Sulit untuk melihat adanya dukungan dari para selebritis, jika memang hal itu berdampak kepada para perilaku pemilih,” kata Kondik.

[Gambas:Video CNN]

(lth/lth)






Sumber: www.cnnindonesia.com