Guru Besar UGM Sebut Ikan Wader Terancam Punah

Siapa sangka jika seekor ikan bisa mengacak-ngacak akun Nintendo sang pemilik dan membuat akun PayPal sendiri?

Jakarta, CNN Indonesia

Ikan wader (Rasbora lateristriata) berada dalam ancaman kepunahan lantaran masalah pada habitatnya.

Hal tersebut terungkap dalam pidato pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc. berjudul Tantangan Peningkatan Produksi dan Pelestarian Sumber Daya Ikan Asli Perairan Darat Indonesia, Selasa (9/5) di Balai Senat UGM.

Djumanto mengatakan, ada beberapa faktor utama yang mengancam keberadaan ikan air tawar asli perairan darat termasuk wader. Salah satunya cara penangkapan ikan yang tak ramah lingkungan dengan menggunakan alat tangkap yang merusak seperti pemakaian setrum atau kejut listrik.

Perilaku pemancing ikan dan penggemar ikan yang tidak bertanggungjawab dengan melepaskan spesies ikan tertentu juga menjadi penyebab. Introduksi spesies asing yang invasif pun ikut andil dalam penurunan populasi ikan air tawar tersebut.

“Spesies ikan yang berstatus rentan yaitu ikan wader (Rasbora lateristriata) bisa menjadi kritis ketika kualitas habitat ikan wader mengalami penurunan yang sangat drastis, sehingga tidak cocok untuk berkembang biak,” kata Djumanto seperti dilansir situs resmi UGM.

“Demikian halnya, ikan yang berstatus risiko rendah bisa menjadi rentan jika tingkat penangkapan dan gangguan antropogenik lainnya sangat tinggi,”katanya menambahkan.

Untuk menanggulangi masalah ini, Djumanto mengungkapkan beberapa cara yakni pemanfaatan ikan terkendali, pembuatan reservat, penebaran atau restocking, pengendalian ikan invasif, domestikasi ikan asli, dan modifikasi habitat pemijahan.

Terkait modifikasi pemijahan Djumanto mengatakan, sebagian besar ikan memijah bertepatan saat musim hujan ketika tersedia air yang melimpah dan kualitasnya baik.

Sementara pada ikan wader pari yang mendiami sungai Ngrancah, pemijahan terjadi pada peralihan musim hujan dan kemarau ketika suhu udara rendah dan kandungan oksigen tinggi.

Menurutnya, pemijahan bisa dilakukan dengan menyediakan habitat berupa cekungan berukuran sekitar 2×1 m2 dan rata-rata kedalaman air 30 cm. Penambahan substrat dasar pasir pada sisi sungai juga dapat memicu ikan wader pari datang dan memijah.

Ia mengungkapkan semakin banyak cekungan sebagai habitat pemijahan di sepanjang sisi sungai dapat meningkatkan peluang ikan wader pari untuk memijah sehingga populasinya akan tinggi.

Mode yang sama dapat digunakan untuk jenis ikan lain yang menjadi target untuk dikonservasi, misalnya pada ikan uceng (Nemacheilus fasciatus).

(lth/lth)


[Gambas:Video CNN]




Sumber: www.cnnindonesia.com