Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah gunung bawah laut diklaim ditemukan di perairan Pacitan, Jawa Timur. Validkah temuan tersebut? Simak penjelasan para ahli.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Erwin Andriatmoko memaparkan gunung tersebut memiliki tinggi 2.300 meter dari dasar laut dengan diameter 10 kilometer.
Ia juga menyebut gunung ini berada di kedalaman antara 3 hingga 4 kilometer dari permukaan air.
“Untuk aktivitasnya masih diteliti,” jelasnya, Sabtu (11/2), dikutip dari detikcom.
Kebedaan gunung itu, katanya, berdasarkan infirmasi dari Badan Informasi Geospasial (BIG) yang tengah melakukan penelitian lebih lanjut.
Erwin menjelaskan kemunculan gunung bawah laut adalah efek tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia. Analisis itu didapat setelah BIG melakukan survei dan pemetaan. Proses terjadinya disebut memakan waktu lama.
“Ibaratnya lantai karena ada desakan lalu ada yang menonjol. Hasil identifikasi para ahli yang paling besar berada di selatan Pacitan,” paparnya, dengan klaim mengutip penjelasan BIG.
BIG juga disebut sudah melaporkan temuan itu kepada Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Mas Aji, sapaan akrabnya, berharap temuan gunung bawah laut itu jadi kabar baik bagi daerah itu, bukan sebaliknya.
“Doa kita semua semoga temuan ini adalah kabar baik dan bukan menjadi suatu ancaman,” katanya, Sabtu (11/2).
Keberadaan
Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Oktory Prambada mengungkapkan gunung bawah laut itu tidak ada dalam database pihaknya.
“Kami tampung dulu itu, karena di dalam database kami tidak ada. Karena itu benar-benar baru,” ungkap dia, dikutip dari detikJatim, Senin (13/2).
“Karena tidak ada catatan, kami tidak bisa ngomong apakah gunung di Pacitan itu aktif atau tidak. Kami perlu lihat dulu barangnya untuk menentukan itu,” katanya.
CNNIndonesia.com masih mencoba mengontak pihak BIG.
Sejauh ini, berdasarkan Gazeter Republik Indonesia Edisi 1 Tahun 2022 maupun Gazeter Republik Indonesia Edisi 1 Tahun 2022 edisi Rupabumi Pulau, BIG belum mencantumkan gunung atau pegunungan bawah laut yang ada di Pacitan itu.
Gazeter sendiri merupakan “daftar Nama Rupabumi Baku yang memuat informasi Nama Rupabumi, Nama Lain, Unsur Rupabumi, Koordinat, dan Keterangan Wilayah.”
Terlepas dari itu, pakar pakar geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amin Widodo membuka kemungkinan soal munculnya gunung bawah laut itu.
Bedasarkan analisisnya, wilayah yang disebut sebagai lokasi gunung bawah laut baru ini merupakan lokasi tumbukan lempeng, yakni lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di Samudra Hindia.
Menurutnya, dorongan lempeng tersebut kecepatannya dapat mencapai 6 sentimeter per tahun.
“Kemungkinan di Pacitan itu sifat batuannya berbeda, sehingga naiknya lebih cepet ketimbang (tumbukan) yang lain,” tutur Amin, Sabtu (11/2).
Ia menjelaskan gempa bukan penyebab terbentuknya gunung tersebut.
“Tumbukannya yang menimbulkan gempa. Daerah sepanjang itu kan sering gempa,” kata Amin.
Ia juga menyebut perlu ada penelitian lebih lanjut untuk melihat potensi bencana lain yang mungkin ditimbulkan oleh gunung baru ini.
(lom)
Sumber: www.cnnindonesia.com