Jakarta, CNN Indonesia —
Gerhana Bulan Penumbra akan muncul pada Jumat (5/5/) hingga Sabtu (6/5) dinihari. Gerhana Bulan Penumbra kali ini akan menjadi yang paling redup sejak 2017 hingga 2042 mendatang.
“Gerhana Bulan Penumbra paling redup sejak Februari 2017 hingga September 2042,” tulis akun Instagram Planetarium Jakarta.
Gerhana Bulan Penumbra kali ini berdurasi 4 jam 18 menit. Fase awal dimulai pada Jumat (5/5) pukul 17.27 WIB yang dinamakan fase Bulan Terbit.
Kemudian, fase berlanjut ke Kontak Awal (P1) pada pukul 22.14.10 WIB. Puncak Gerhana Bulan Penumbra akan berlangsung, Sabtu (6/5) dinihari pukul 00.22.52 WIB.
Selanjutnya, kontak akhir berlangsung pukul 02.31.41 WIB. Fase berakhir di Bulan Terbenam pada pukul 05.16 WIB.
Gerhana Bulan Penumbra kali ini terasa spesial. Pasalnya, 96,4 persen piringan Bulan memasuki bayangan penumbra Bumi. “menjadikan gerhana penumbra kali ini yang paling redup sejak Februari 2017 (98,8 persen) hingga September (95,3 persen).
Gerhana Bulan Penumbra merupakan fenomena saat Bulan melewati wilayah luar yang lebih terang dari bayangan Bumi yang disebut Penumbra. Area tersebut merupakan tempat Bumi tampak menutupi sebagian piringan Matahari, namun tidak seluruhnya.
Alhasil, cahaya Matahari tidak sampai ke Bulan sepenuhnya. Karena hanya menerima sedikit cahaya, Bulan akan terlihat redup.
Gerhana Bulan Penumbra malam nanti bisa dilihat dari belahan mana pun di seluruh dunia di mana Bulan berada di atas garis horison termasuk Antartika, Asia, Rusia, Oseania, dan Afrika Tengah hingga timur.
Sayangnya, fenomena ini tidak dapat dilihat dari wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan, atau kebanyakan wilayah di Eropa. Pasalnya, bulan akan berada di bawah horison untuk waktu yang lama saat Bumi berada di dalam bayangan Bulan.
Seperti fenomena Gerhana Bulan lainnya, Gerhana Bulan Penumbra terjadi sebagai hasil ketika Bumi lewat di antara Bulan dan Matahari dalam satu garis lurus. Hasilnya, bayangan Bumi jatuh tepat di permukaan Bulan.
Itu terjadi karena Bumi memblok sinar Matahari mencapai Bulan. Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika Bulan masuk ke dalam wilayah lebih luar dari bayangan Bumi, yang disebut penumbra.
Area tersebut terbentuk ketika Bumi menutupi Bulan, namun tidak seluruhnya. Alhasil, Bulan hanya menerima sedikit cahaya Matahari sehingga sedikit redup.
Mengutip rilis BMKG, Gerhana Bulan Penumbra kali ini merupakan “anggota ke 24 dari 73 anggota pada seri Saros 141. Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Penumbra 24 April 2005. Adapun gerhana Bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah Gerhana Bulan Sebagian 16 Mei 2041.”
Menurut BMKG, Gerhana Bulan Penumbra ini dapat diamati di seluruh Indonesia termasuk semua ibukota ke-34 provinsi. Namun menurut peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rhorom Priyatikanto, masyarakat sebaiknya menggunakan kamera untuk melihat gerhana tersebut.
“Masyarakat cukup sulit untuk melihat gerhana itu tanpa bantuan kamera karena hanya berupa peredupan purnama. Maka gerhana itu tidak seperti gerhana sebagian atau total yang membuat gerhana terlihat kemerahan,” kata dia seperti dilansir Antaranews.
“Untuk menyaksikan gerhana penumbra, masyarakat dapat mengecek kondisi cuaca lokal dan sempatkan memantau langit. Bagi masyarakat yang akan mengabadikan fenomena itu, kamera digital akan memudahkan untuk melakukan dokumentasi,” ujarnya lagi.
(lth)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com