Gempa yang bersumber di megathrust di selatan Jawa diperkirakan bisa terjadi setiap 400 tahun dengan Magnitudo (M) 8,8.
Perkiraan tersebut disampaikan Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari sesuai dengan perhitungannya dengan sejumlah peneliti menggunakan Global Positioning System (GPS).
“[Kami] mencoba menggunakan GPS, Bumi kita bergerak dan pergerakannya itu bisa dihitung dari GPS. Pergerakannya ini kemudian kita estimasi sampai maksimalnya itu dia bisa menahan itu kekuatan gempanya berapa,” ujar dia, pada acara Disaster Briefing yang disiarkan secara virtual, Senin (14/11).
“Sampai untuk Selatan Jawa hitungan periode ulang itu ada di kisaran 400 tahunan. Satu segmen megathrustrust dengan kekuatan 8,8,” imbuhnya.
Megathrust merupakan lajur zona pertemuan antar lempeng tektonik (subduksi) yang kedalamannya terbilang dangkal, yakni kurang dari 50 km.
Selatan Jawa memiliki dua segmen megathrust, yakni segmen selatan Jawa bagian barat dan segmen selatan Jawa bagian timur.
“Kita punya dua segmen, segmen selatan Jawa bagian barat dan selatan Jawa bagian timur, kalau dia pecah satu-satu yang barat itu M 8,8, yang timur itu M 8,9, kalau pecah langsung itu sekitar M 9,1,” ungkap Abdul.
Meski demikian, informasi yang kurang mencukupi membuat Abdul tidak dapat menarik kesimpulan kapan gempa megathrust tersebut akan terjadi. Namun, catatan terakhir menunjukkan gempa megathrust selatan Jawa terakhir kali terjadi pada 1818.
“Kita masih belum bisa menentukan ini kira-kira berapa puluh tahun lagi dia akan perulangan dengan kekuatan 8,8 sampai 9 ini. Jadi yang harus menjadi tantangan kita di sini untuk bisa menggali lebih dalam lagi untuk mengetahui di belakang itu historisnya seperti apa,” tutur pria yang akrab disapa Aam ini.
Dalam sebuah penelitian, Aam bersama sejumlah ahli kegempaan, seperti Dwikorita Karnawati, Tatok Yatimantoro, Daryono dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahma Hanifa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sri Widiyantoro dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Nicholas Rawlinson dari Department of Earth Sciences-University of Cambridge menyebut peristiwa megathrust di selatan Jawa tersebut dapat menyebabkan tsunami hingga setinggi 34 meter.
“Kami menemukan ketinggian tsunami maksimum bisa mencapai 34 meter di sepanjang pantai barat Sumatera bagian selatan dan di sepanjang pantai selatan Jawa dekat Semenanjung Ujung Kulon,” ujar peneliti.
Sementara itu, dalam penelitian oleh Sri Widiyantoro yang berjudul ‘Implications for megathrust earthquakes and tsunamis from seismic gaps south of Java Indonesia’ disebutkan tinggi tsunami di selatan Jawa maksimum hingga 20 meter dan rata-rata 4,5 meter.
“Skenario terburuk, di mana dua segmen megathrust yang membentang di Jawa pecah secara bersamaan, menunjukkan bahwa ketinggian tsunami dapat mencapai 20 meter dan 12 meter di pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Timur, dengan ketinggian maksimum rata-rata 4,5 meter sepanjang pantai selatan Jawa,” tulisnya dalam jurnal Nature.
(lom/arh)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com