Duluan Ayam atau Telur?

Teka-teki lawas soal yang mana lebih dulu antara ayam dan telur bisa dijawab lewat pendekatan evolusi. Simak jawaban para ahli.

Jakarta, CNN Indonesia

Sejarah perdebatan soal mana yang lebih dulu antara ayam dan telur melampaui peradaban manusia. Pasalnya, jawaban pertanyaan ini bisa dirunut dari zaman purba.

Sebagian besar ahli biologi menyatakan dengan tegas telur hadir lebih dulu. Hal tersebut merujuk pada konsep dasar, yaitu telur hanyalah sel kelamin wanita.

Sementara, ahli lain melihat dari sudut pandang evolusi. Bahwa, telur yang kita kenal saat ini memiliki kulit keras atau telur ketuban atau amniotic adalah sebuah terobosan pada evolusi dunia hewan.

“Telur adalah langkah penting dalam evolusi [vertebrata], karena memungkinkan amnion untuk pergi semakin jauh dari air,” kata Koen Stein, ahli paleontologi di Institut Ilmu Pengetahuan Alam Kerajaan Belgia, seperti dikutip dari LiveScience.

Sebelum telur bercangkang keras hadir di dunia ini, vertebrata harus bergantung pada lingkungan perairan untuk bereproduksi. Sebagian besar amfibi masih menghadapi keterbatasan ini, karena mereka perlu menjaga agar telur agar-agar tetap lembab agar dapat bertahan hidup.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, burung tidak muncul dalam catatan fosil dari pertengahan hingga akhir Jurassic, sekitar 165 juta hingga 150 juta tahun yang lalu.

Namun para ilmuwan di Pusat Keanekaragaman Hayati di University of Texas memperkirakan telur bercangkang pertama berevolusi jauh sebelum itu, sekitar 325 juta tahun yang lalu.

Artinya, kata Stein, telur datang “jauh sebelum ayam”. Ia menyebut telur pertama ini kemungkinan lunak dan teksturnya kasar, seperti telur yang dilahirkan oleh reptil dan platipus saat ini.

Ayam purba

Ada banyak vertebrata darat yang bertelur ketuban macam ayam pada periode Carboniferous (359,2 hingga 299 juta tahun lalu), Permian (299 hingga 252,2 juta tahun lalu), dan Triassic (252,2 hingga 201 juta tahun lalu).

Namun, hewan yang paling terkenal adalah dinosaurus. Stein mempelajari beberapa cangkang telur dinosaurus paling awal yang diketahui, yang berasal dari periode Jurassic awal, sekitar 200 juta tahun lalu.

Telur-telur ini memiliki cangkang luar yang sangat tipis, tebalnya hanya sekitar 100 mikron. “Setebal rambut manusia,” kata Stein.

Namun, berdasarkan strukturnya, telur dinosaurus awal ini kaku seperti porselen, tidak fleksibel, seperti kulit pisang, menjadikannya contoh telur paling awal yang kita kenal sekarang.

Ketipisan itu mungkin menjelaskan mengapa para peneliti kesulitan menemukan contoh cangkang telur sebelumnya. Saat telur bertemu dengan tanah yang kaya dan asam, telur mulai larut perlahan.

“Tanah akan membuat lapisan kapur yang tipis tidak mungkin terawetkan,” kata Stein.

Gagasan lain adalah bahwa telur dinosaurus awal bercangkang lunak, sehingga tidak terawetkan dengan baik dalam catatan fosil, menurut sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Nature.

Jadi telur pasti lebih tua dari ayam? Itu belum cukup. Jika bicara tentang telur ayam pertama, ceritanya berubah.

Ayam (Gallus gallus domesticus) kemungkinan berevolusi dari subspesies ayam hutan merah (Gallus gallus) sekitar 50 juta tahun yang lalu.

Menurut studi berjudul ‘The biocultural origins and dispersal of domestic chickens’ yang terbit 2022 di jurnal Prosiding National Academy of Sciences, manusia yang tinggal di Asia Tenggara pertama kali menjinakkan unggas ini antara 1650 Sebelum Masehi (SM) dan 1250 SM.

Di beberapa tahap selama proses domestikasi alias penjinakan ini, nenek moyang terakhir dari ayam modern akan bertelur yang mengandung embrio dengan perbedaan genetik yang cukup untuk membuatnya berbeda dari spesies induknya.

Embrio ayam ini akan berkembang dalam telur yang bukan ayam sebelum menetas. Setelah mencapai usia dewasa, si nenek moyang ayam ini akan bertelur ayam pertama. Dengan jalur ini, ayam bisa dikatakan mendahului telur.

Masalahnya, dalam artikel ‘Origin and History of the Chicken’ yang terbit di situs University of Wisconsin-Madison, ada buktiayam kawin silang dengan subspesies unggas hutan lainnya.

Itu terjadi bahkan setelah ayam menjadi subspesies sendiri yang berbeda secara genetik. Beberapa dari ciri-ciri ini terlihat pada ras ayam modern tertentu.

Terlebih lagi, domestikasi ayam tampaknya telah terjadi secara terpisah beberapa kali di beberapa bagian India dan Oseania selama beberapa ribu tahun.

Jadi makin rumit kan menentukan ayam mana yang asli? Yang jelas, ahli biologi dan filsuf setuju bahwa ayam dan telur memiliki kesamaan yang penting: sama-sama enak.

(lom/arh)






Sumber: www.cnnindonesia.com