Bos baru Twitter Elon Musk menyebut fitur pesan langsung atau direct messages (DM) di platformnya akan dienkripsi sehingga tidak bisa diintip oleh siapa pun termasuk dirinya.
Pada pertemuan Senin (21/11) dengan karyawan Twitter, Musk menjelaskan bagaimana nantinya bentuk dari DM terenkripsi.
Dalam slide presentasi berjudul “Twitter 2.0,” Musk mengatakan kepada karyawannya bahwa perusahaan akan mengenkripsi DM dan menambahkan panggilan video dan suara terenkripsi antar akun.
“Kami ingin memungkinkan pengguna untuk dapat berkomunikasi tanpa khawatir tentang privasi mereka, [atau] tanpa khawatir tentang pelanggaran data di Twitter yang menyebabkan semua DM mereka masuk ke web, atau berpikir bahwa mungkin seseorang di Twitter dapat memata-matai di DM mereka,” kata Musk, seperti dikutip The Verge.
“Itu [memata-matai] jelas tidak keren dan itu sudah terjadi beberapa kali sebelumnya,” tambahnya.
Dalam sejarah perjalanan Twitter, kebocoran DM sendiri pernah terjadi. Pada 2018, Twitter memperingatkan sejumlah DM yang dirahasiakan antara bisnis dan pelanggan mereka telah dapat diakses oleh pihak luar selama lebih dari setahun.
Kemudian pada awal tahun ini, pemerintah AS mendakwa seorang mantan karyawan karena mengakses data pengguna secara tidak sah atas nama Arab Saudi, meskipun tidak jelas bagaimana DM digunakan.
Selama bertahun-tahun, Twitter maju mundur membuat DM terenkripsi beberapa kali. Namun sekarang Musk siap meluncurkan enkripsi sebagai prioritas utama untuk visi yang dia sebut Twitter 2.0.
“Seharusnya saya tidak bisa melihat DM siapa pun bahkan jika seseorang menodongkan pistol ke kepala saya,” katanya kepada karyawan Twitter dalam pertemuan tersebut.
Lebih lanjut, Musk memuji aplikasi pesan instan terenkripsi Signal yang dijalankan seCara nirlaba. Musk mengatakan dirinya telah berbicara dengan penciptanya, Moxie Marlinspike, yang sekarang “berpotensi bersedia membantu” dalam proyek mengenkripsi DM Twitter.
Fitur enkripsi sendiri bukan sesuatu yang bisa diwujudkan dengan buru-buru. Pasalnya, fitur ini akan sangat berkaitan dengan keamanan dan privasi pengguna.
Dilansir dari TechCrunch, Meta sebagai contoh perlu beberapa tahun untuk meluncurkan enkripsi end-to-end (E2EE) pada Messenger. Setelah melakukan tes pada 2016, fitur tersebut baru benar-benar diterapkan pada musim panas tahun ini.
Selain kebutuhan teknis, kondisi Twitter yang tengah kehilangan banyak tenaga kerjanya juga kemungkinan menjadi hambatan dalam mengeksekusi fitur ini.
(lom/lth)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com