Hujan meteor Leonid dapat disaksikan di langit Indonesia pada Jumat (18/11) dini hari hingga sebelum Matahari terbit. Berikut cara menonton hujan meteor ini.
Langit Indonesia dihiasi sejumlah hujan meteor pada November, salah satunya hujan meteor Leonid.
Hujan meteor tahunan ini akan mengalami puncaknya pada Jumat (18/11), mulai tengah malam hingga sebelum Matahari terbit.
Dilansir dari Live Science, pada puncak hujan meteor tersebut, Bumi akan menukik di dekat wilayah puing ruang angkasa yang sangat padat, menghasilkan penampakan sekitar 15 meteor per jam.
Pengamat langit di Eropa dan Asia Barat akan mendapatkan pemandangan terbaik, sementara pengamat di Amerika Utara harus menunggu hingga lewat tengah malam untuk melihat pancuran terbaik mereka.
Pada Minggu (20/11), pengamat langit mungkin memiliki kesempatan lain untuk melihat Leonids, ketika Bumi melewati aliran puing-puing yang ditinggalkan oleh komet lebih dari 300 tahun yang lalu.
Di Indonesia, Leonid dapat disaksikan di seluruh wilayah dari arah timur laut setelah tengah malam pada 18 November hingga meredup di arah utara sebelum Matahari terbit.
Intensitas di kota Sabang dan wilayah yang selintang bervariasi antara 9-14 meteor per jam, sementara intensitas di Rote Ndao dan yang selintang bervariasi antara 7-11 meteor per jam. Hal tersebut dikarenakan ketinggian titik radian saat sebelum Matahari terbit antara 53-70 derajat di atas ufuk utara.
Hujan meteor Leonid sendiri adalah hujan meteor yang titik radiannya terletak di konstelasi Leo. Fenomena langit ini aktif sejak 6 hingga 30 November.
Puing angkasa pada hujan meteor ini berasal dari sisa debu komet 55P/Tempel-Tuttle yang mengorbit Matahari dengan periode 33,3 tahun. Kelajuan geosentrik meteor ini mencapai 255.600 kilometer per jam.
Untuk mengamati hujan meteor ini, masyarakat tidak perlu menggunakan alat bantu optik, cukup dengan mata saja.
Namun jika ingin merekam maupun memotret fenomena ini, masyarakat dapat menggunakan kamera DSLR maupun kamera all-sky dengan medan pandang 180 derajat.
Sangat disarankan untuk mencari tempat tergelap yang bisa ditemukan. Anda tinggal mengarahkan mata ke langit untuk menyaksikan fenomena ini. Mata Anda membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menyesuaikan diri dengan kegelapan sebelum akhirnya melihat hujan meteor ini dengan jelas.
Hujan meteor Leonid menjadi salah satu dari lima hujan meteor yang terjadi di November ini. Melansir instagram LAPAN, hujan-hujan tersebut adalah Andromedid (5 November), Taurid Utara (12 November), Alfa Monocerotid (21 November), dan Orionid November (28 November).
Hujan meteor merupakan fenomena ketika sejumlah meteor tampak memancar di langit. Penyebabnya adalah puing-puing benda langit seperti asteroid atau pecahan komet di ruang angkasa yang terhisap oleh gravitasi Bumi.
[Gambas:Video CNN]
(lom/lth)
Sumber: www.cnnindonesia.com