Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan rangkaian gempa Jayapura termasuk black swan earthquakes.
Berdasarkan data BMKG, periode Kamis (2/2) hingga Minggu (12/2), Jayapura sudah diguncang 1.181 kali gempa dengan 176 di antaranya dapat dirasakan.
“Secara pribadi menurut saya, fenomena Gempa Jayapura tmsk ‘Black Swan Earthquakes’,” ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam kicauannya di akun Twitter, Minggu (12/4).
“Belum terpetakan dengan detil sumbernya, di luar prediksi para ahli, berdampak merusak dan membuat cemas masyarakat, peristiwa gempa yang langka – jarang terjadi,” lanjutnya.
Daryono mengungkap gempa Jayapura Magnitudo 5,4 ini mirip dengan gempa Ambon dengan Magnitudo 6,5 pada September 2019.
“Aktivitas gempanya sangat banyak, bersifat merusak, fenomena yang termasuk langka, tidak terprediksi para ahli, belum terpetakan sumber gempanya dgn detil.“
Meski demikian, Daryono menyatakan deret gempa Jayapura ini pasti akan tuntas.
“Gempa Jayapura pasti akan selesai, itu earthquake sequence, multi fault aktif & triggered off fault seismicity, pernh tjd di Ambon-Haruku akhir 2019 sebyk 2500 lebih gempa tjd, menteror & bbrp bulan kemudian selesai krn akumulasi stressnya sdh release semua. selesai. kmd aman,” tuturnya.
Mengutip makalah ‘How big, how bad, how often: are extreme events accounted for in modern seismic hazard analyses?’ karya Ivan G. Wong (2013), fenomena gempa ‘angsa hitam’ pernah terjadi di beberapa wilayah.
“‘black swan’ telah menjadi istilah umum untuk menggambarkan suatu peristiwa yang mengejutkan, berdampak besar, dan di belakang sering dirasionalkan secara tidak tepat,” ucapnya, mengutip Taleb (2010).
Wong mencontohkannya dengan gempa M 9,2 di Sumatera (2004) dan gempa M 9,0 di Tohoku-Oki, Jepang (2011).
“Gempa bumi dapat dianggap sebagai ‘peristiwa ekstrem’ atau ‘black swan’ dalam hal ukurannya karena dalam 200 tahun terakhir, kurang dari 10 gempa telah mencapai M 9,0 atau lebih besar,” urai dia.
Kedua gempa tersebut juga dapat dianggap ekstrim karena hilangnya nyawa secara signifikan (masing-masing 200.000 dan 20.000 kematian].
(tim/arh)
[Gambas:Video CNN]
Sumber: www.cnnindonesia.com