Jakarta, CNN Indonesia —
Sejumlah astronom menemukan salah satu lubang hitam terbesar dengan ukuran 30 miliar kali massa Matahari.
Lubang hitam raksasa ini diketahui berada pada jarak 2,7 miliar tahun cahaya dari Bumi di galaksi paling terang di gugus galaksi Abell 1201.
Para astronom menyebut lubang hitam ini berada “di batas atas dari seberapa besar lubang hitam yang kita yakini secara teoritis.”
Namun, lubang hitam ini hanya yang pertama dari sekian banyak raksasa kosmik yang bisa ditemukan tim astronom di langit malam dengan teknik yang mereka gunakan pada temuan ini.
Para peneliti menyebut dalam makalah yang diterbitkan pada 28 Maret di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society bahwa penemuan lubang hitam supermasif ini hanyalah langkah awal untuk mencari tahu bagaimana lubang hitam bisa tumbuh begitu besar.
Teori relativitas umum Einstein menjelaskan bagaimana benda-benda masif membengkokkan struktur ruang-waktu.
Einstein juga menjelaskan gravitasi tidak dihasilkan oleh kekuatan yang tidak terlihat, tetapi hanya pengalaman kita tentang ruang-waktu yang melengkung dan terdistorsi dengan adanya materi dan energi.
Ruang yang melengkung ini menetapkan aturan tentang bagaimana energi dan materi bergerak.
Menurut salah satu prediksi relativitas umum yang paling terkenal, cahaya yang bergerak melalui wilayah ruang-waktu yang sangat melengkung juga bergerak melengkung bahkan meliuk-liuk dan berputar melalui cermin raksasa yang sangat besar.
Hal itu berujung pada kemunculan busur yang membentang yang disebut cincin Einstein.
Para astronom dapat menggunakan efek tersebut yang dikenal sebagai pelensaan gravitasi atau gravitational lensing, untuk mendeteksi objek-objek langit yang redup yang mungkin tidak akan terlihat.
“Sebagian besar lubang hitam terbesar yang kita ketahui berada dalam kondisi aktif, di mana materi yang ditarik mendekati lubang hitam memanas dan melepaskan energi dalam bentuk cahaya, sinar-X, dan radiasi lainnya,” ujar penulis studi James Nightingale yang juga seorang astrofisikawan dari Durham University di Inggris dalam pernyataannya.
“Namun, pelensaan gravitasi memungkinkan untuk mempelajari lubang hitam yang tidak aktif [yang tidak makan dan karena itu tidak menghasilkan cahaya], sesuatu yang saat ini tidak mungkin dilakukan di galaksi yang jauh,” tambahnya.
Setelah para peneliti menemukan busur cahaya yang melengkung di sekeliling lubang hitam yang tidak aktif, para peneliti menggunakan informasi tentang bagaimana lubang hitam tersebut melengkungkan cahaya untuk merekonstruksi ukuran lubang hitam.
Dengan mengambil foto beresolusi tinggi dengan Teleskop Hubble dan memasukkan hasil pengukuran ke dalam superkomputer DiRAC COSMA8, para peneliti mensimulasikan seberapa masifnya lubang hitam yang dibutuhkan untuk membengkokkan cahaya tersebut.
Seperti dikutip dari LiveScience, lubang hitam yang baru ditemukan ini memiliki massa 30 miliar massa Matahari, membuatnya sekitar 8.000 kali lebih besar daripada lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti.
Sebagai informasi, lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan adalah TON 618, yang berukuran sekitar 40 miliar massa Matahari.
(lom/arh)
Sumber: www.cnnindonesia.com